tag:blogger.com,1999:blog-63197104526197394032024-03-05T08:47:53.249-08:00BELAJAR KIMIAMuhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comBlogger362125tag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-77316351136951852902022-10-31T02:43:00.002-07:002022-10-31T02:43:23.699-07:00Contoh Praktikum Titrasi Asam Oksalat Menggunak Natrium Hidroksida<div><br /><br /></div><div style="text-align: justify;"> BelajarKimia-Pada postingan sebelumnya kita kasih contoh praktikum titrasi untuk menentukan konsetrasi dari senyawa asam klorida nah sekarang kita akan memberikan contoh dengan senyawa yanglain yaitu adalah <a href="https://www.kimia100.com/2022/10/contoh-praktikum-titrasi-asam-basa.html" rel="nofollow" target="_blank">Titrasi Asam</a> oksalat menggunak Natrium hidroksida. So letes Cekidot.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn9onLv5Y93ZbNLQ2cjreMBz6ijcCIUo8QKEx4TBggBlWtNsdwPt2X0D2_TDFcfHmpbBKiZjr7fvH_cQQEH6j8hNzI--NIuSC0FmEeL7qL_K5QVkxo29tik5YW1fwRNAZZ-Gup69b9KCm770fFP5a9nFfyr1zRCREDicnc-Sij_aAoTgm1SZqB1trj/s1280/Ilustrasi-Titrasi-Asam-Basa.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Contoh Praktikum Titrasi Asam Oksalat Menggunak Natrium Hidroksida" border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn9onLv5Y93ZbNLQ2cjreMBz6ijcCIUo8QKEx4TBggBlWtNsdwPt2X0D2_TDFcfHmpbBKiZjr7fvH_cQQEH6j8hNzI--NIuSC0FmEeL7qL_K5QVkxo29tik5YW1fwRNAZZ-Gup69b9KCm770fFP5a9nFfyr1zRCREDicnc-Sij_aAoTgm1SZqB1trj/w400-h225/Ilustrasi-Titrasi-Asam-Basa.png" title="Contoh Praktikum Titrasi Asam Oksalat Menggunak Natrium Hidroksida" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi Titrasi Asam dan Basa<br /><br /><br /></td></tr></tbody></table><b> </b></div><div style="text-align: justify;"><b>Tujuan Praktikum </b><br />Titasi Asam oksalat menggunak Natrium hidroksida</div><div style="text-align: justify;"><br /><b>Alat dan Bahan </b><br /><br />a. Alat</div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Gelas Arloji</li><li>Labu ukur 100 ml</li><li>Tabung erlenmeyer 250 ml</li><li>Corong kecil</li><li>Tabung buret volume 50 ml</li><li>Spatula</li><li>Timbangan</li><li>Gelas Piala </li></ul><br />b. Bahan </div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Air mineral</li><li>Indikator Fenolftaleiin (PP)</li><li>NaOH encer</li><li>Asam oksalat 0,63 gram </li></ul> </div><div style="text-align: justify;"><b>Langkah Kerja Praktikum </b></div><div style="text-align: justify;"><b> </b><br />Pembuatan larutan Natrium hidroksida (NaOH) </div><div style="text-align: justify;"><ul><li>0,1 M Ambil 0,4 gram NaOH (gunakan timbangan)</li><li>Larutkan NaOH tersebut di dalam gelas piala dengan air mineral</li><li>Masukkan ke dalam labu ukur ukuran 100 ml dengan menggunakan corong</li><li>Bilas gelas piala dengan menambahkan air kemudian masukkan kembali ke dalam labu ukur</li><li>Tambahkan air bila perlu kemudian aduk dengan menggunakan spatula. </li></ul> </div><div style="text-align: justify;">Pembuatan Titar dari Asam Oksalat </div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Timbang asam oksalat seberat 0,063 gram dengan menggunakan kertas timbang atau kaca arloji</li><li>Masukkan asam oksalat ke dalam tabung erlenmeyer 250 ml</li><li>Bilas kaca arloji dengan air kemudian masukkan air bilasan ke dalam tabung erlenmeyer.</li><li>Tambahkan air sampai dengan 25 ml. Aduk dengan menggunakan spatula.</li><li>Tambahkan indikator fenolftalein sebanyak 2 tetes </li></ul> </div><div style="text-align: justify;">Proses Titrasi </div><ul><li>Ambil larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan buret. Cata volume pada buret</li><li>Lakukan titrasi setetes demi setetes ke dalam larutan Asam oksalat. Amati dengan seksama.</li><li>Hentikan penetesan apabila telah terjadi perubahan warna dari warna bening (tidak berwarna) menjadi merah muda.</li><li>Lakukan hal yang sama sebanyak 3 kali kemudian hitung rata-rata volume Natrium hidroksida yang ditambahkan.</li></ul><div><br /> </div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-40632327164442429952022-10-31T02:27:00.003-07:002022-10-31T02:28:32.852-07:00Contoh Praktikum Titrasi Asam Basa Menentukan Konsentrasi Asam Klorida (HCl)<div><br /><br /></div><div style="text-align: justify;"> BelajarKimia-Apakabar sobat Kimia, wah lama banget ya kita vakum. Untungnya hari ini kita akan akhiri kevakuman ini.<br /><br />Nah buat kamu yang akan menyiapkan praktikum kita akan coba bantu nih, kali ini kita akan coba kasih salah satu contoh penyiapan praktikum. <br /><br />So yang mau buat praktikum <a href="https://www.kimia100.com/2021/03/yuk-mengenal-jenis-jenis-titrasi-redoks.html" rel="nofollow" target="_blank">titrasi asam basa </a>contoh skema ini boleh dipake ya. Lets Cek.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY5PQw7VieIyFDstWbe6BiKXQwMZTk6E5TwaoNso6Bj1B-w8U3jmVNuM8p1x_BHVDZvjtk8XEiZnKPQbPUmWu4vBz5K48JA6XgNG6IccCxuGnmI8FW_io9zLdl-ro1uVmK_tROTC-K8dGe7_QbKx_INGJ4CufOs6wbLC-a7af23ILwpxwzh1EYAmkO/s470/Titrasi%20asam%20Basa.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Contoh Praktikum Titrasi Asam Basa Menentukan Konsentrasi Asam Klorida (HCl)" border="0" data-original-height="470" data-original-width="250" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY5PQw7VieIyFDstWbe6BiKXQwMZTk6E5TwaoNso6Bj1B-w8U3jmVNuM8p1x_BHVDZvjtk8XEiZnKPQbPUmWu4vBz5K48JA6XgNG6IccCxuGnmI8FW_io9zLdl-ro1uVmK_tROTC-K8dGe7_QbKx_INGJ4CufOs6wbLC-a7af23ILwpxwzh1EYAmkO/w213-h400/Titrasi%20asam%20Basa.png" title="Contoh Praktikum Titrasi Asam Basa Menentukan Konsentrasi Asam Klorida (HCl)" width="213" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Contoh Praktikum Titrasi Asam Basa Menentukan Konsentrasi Asam Klorida (HCl)</td></tr></tbody></table><br /> </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /><br /><b>Tujuan Praktikum : </b><br /><br />Menentukan konsentrasi Asam klorida (HCl) dengan cara titrasi asam basa. <br /><br /><b>Alat dan Bahan yang digunakan <br /></b><br /><b>a. Alat </b></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Buret</li><li>Statif</li><li>Tabung Erlenmeyer (tabung reaksi berbentuk labu)</li><li>Pipet Volume </li></ul><br /><b>b. Bahan </b></div><div style="text-align: justify;"><ul><li>Larutan Asam klorida (HCl) (belum diketahui kemolarannya)</li><li>Larutan Natrium Hidroksida 0,1 M</li><li>Indikator Fenolftalein </li></ul><br /><b>Langkah-langkah Praktikum </b></div><div style="text-align: justify;"><ol><li>Masukkan larutan Natrium Hidroksida (NaOH) ke dalam pipa buret sampai pada volume tertentu yang bisa diukur.</li><li>Ambil 10 ml larutan Asam Klorida (HCl) dengan menggunakan pipet, kemudian masukkan ke dalam labut erlenmeyer. Kemudian tambahkan 2 tetes indikator fenolftalein.</li><li>Mulailah lakukan titrasi dengan cara memasukkan larutan Natrium Hidroksida dari buret ke dalam tabung erlenmeyer setetes demi setetes. Lakukan pelan-pelan sambil diamati warna cairan HCl.</li><li>Hentikan titrasi saat campuran dalam labu erlenmeyer menunjukkan tanda-tanda akan berubah warna menjadi hampir meyerupai warna merah muda. Bila diperlukan goyang-goyangkan labu erlenmeyer agar cairan NaOH bisa cepat bereaksi dengan HCl dan perubahan warna dapat segera terlihat.</li><li>Ulangi proses titrasi dengan prosedur yang sama sebanyak 3 kali kemudian hitung rata-rata volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan larutan HCl. </li></ol><br />Setelah selesai malakukan praktikum dan menghitung volume rata-rata NaOH, silahkan jawab pertanyaan berikut ini: </div><div style="text-align: justify;"><ol><li>Mengapa titrasi harus dihentikan ketika campuran berubah warna?</li><li>Jika volume NaOH yang diperlukan adalah sebanyak 20 mL, berapakah konsentrasi HCl yang dinetralkan? Untuk menghitungnya sobat bisa membaca contoh perhitungan titrasi asam basa.</li><li>Diskusikan hasil percobaan dan pengamatan praktikum titrasi asam basa ini dengan teman sebangkumu.</li></ol></div> <div><br /> </div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-41324647883100121642022-05-19T01:28:00.003-07:002022-05-19T01:28:12.479-07:00Download Aplikasi Chemdraw 8.0 Install dan Maksimalkan Buat Belajar<div><div style="text-align: justify;"><br /></div><br /></div><div style="text-align: justify;"> Belajar Kimia-Belajar ilmu kimia tentunya tidak lepas dari yang namanya belajar structur senyawa. Tentunya agar gambar struktur yang dibuat bisa lebih bagus harus dibuat dengan menggunakan aplikasi. Salah satu aplikasi yang sering digunakan dalam menggambar struktur adalah ChemDraw.<br /><br />Aplikasi ChemDraw selain digunakan untuk menggambar struktur juga dapat digunakan mengetahui kompenen-komponen lain dari struktur yang kita gambar mulai dari sifat fisiknya, rumus senyawanya dan masih banyak lagi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTaq3eAmUq0LHheIepVdUnbTjcsEEz92rrDbQGkO1vXsRCM0DotNYOIe2YJJNZJph4fqUw6V6-UJIlR5mvo0_P7U34oAwogmUPLzdk2W1mljsBnHVLVRF8NxKli3hPwfWFQgi6tBf5ZWqYm1d7beEMRo-f-tVu1DRT_sqakn55IvjGJ15R8vPU9ScD/s1920/chem%208.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Download Aplikasi Chemdraw 8.0 Install dan Maksimalkan Buat Belajar" border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTaq3eAmUq0LHheIepVdUnbTjcsEEz92rrDbQGkO1vXsRCM0DotNYOIe2YJJNZJph4fqUw6V6-UJIlR5mvo0_P7U34oAwogmUPLzdk2W1mljsBnHVLVRF8NxKli3hPwfWFQgi6tBf5ZWqYm1d7beEMRo-f-tVu1DRT_sqakn55IvjGJ15R8vPU9ScD/w640-h360/chem%208.jpg" title="Download Aplikasi Chemdraw 8.0 Install dan Maksimalkan Buat Belajar" width="640" /></a></div><br /> </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Nah buat kamu yang belum punya aplikasi ChemDraw ini dapat Download <a href="https://drive.google.com/drive/folders/14Owf7Y78Qlh8KhtsvQ7mRpgsHl5YRcpp?usp=sharing" rel="nofollow" target="_blank">Disini</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Bagi yang sudah download untuk installnya sangat sederhana, ikuti semua langkah-langkah menginstal seperti biasanya, kemudian ketika ada permintaan untuk memasukan nomor serialnya maka nomor serialnya sudah di sediakan pada file word pada dokumen download diatas.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Selamat mencoba dan semoga sukses. <br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-65164319356837778072021-10-12T21:49:00.002-07:002021-10-12T21:49:12.086-07:00Mengenal Kinetika Kimia<p><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="371">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--></p><p>
</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuJ8-UDy1eIXoBMGB-nI0Nxmi5gR4ZuPtGKmV-0KxI_l-Q8fTqhDfukr0h1nNtY4Kowwlfd8OheZ6S1tpztacyDslGLqvq_5UbcB9Q6JRjOUtfHrwdxC215ZjvbkYAd-WhZgDJcpRsuN8/s737/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Mengenal Kinetika Kimia" border="0" data-original-height="576" data-original-width="737" height="500" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuJ8-UDy1eIXoBMGB-nI0Nxmi5gR4ZuPtGKmV-0KxI_l-Q8fTqhDfukr0h1nNtY4Kowwlfd8OheZ6S1tpztacyDslGLqvq_5UbcB9Q6JRjOUtfHrwdxC215ZjvbkYAd-WhZgDJcpRsuN8/w640-h500/1.jpg" title="Mengenal Kinetika Kimia" width="640" /></a></div><br />BelajarKimia-Kinetika kimia merupakan salah satu bidang dalam kimia yang
mempelajari tentang kecepatan dan laju terjadinya reaksi kimia. Kata “kinetik”
bermaksud perubahan atau perubahan. Salah satu hal penting yang perlu di
pelajari dalam kinetika kimia ini adalah laju reaksi. Laju reaksi ialah
perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu(M/s).<p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Seperti yang kita ketahui setiap reaksi dapat dinyatakan
dengan persamaan umum</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Reaktan——->Produk<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>atau<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>A—>B</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Persamaan ini memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya
suatu reaksi, molekul reaktan bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk.
Sebagai hasilnya, kita dapat kita dapat mengamati jalannya reaksi dengan cara
memantau menurunnya konsentrasi reaktan atau meningkatnya konsentrasi produk.</p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="markedcontent"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;">KONSEP LAJU REAKSI</span></span><span role="presentation"></span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 107%;"><br />
<span class="markedcontent"><span role="presentation" style="transform: scaleX(0.896541);">Laju
reaksi kimia adalah perubahan konsentrasi pereaksi </span></span><span id="page362R_mcid6">atau produk dalam suatu satuan waktu. </span></span><span role="presentation"><br role="presentation" />
</span><span id="page362R_mcid7"><br role="presentation" />
</span><span id="page362R_mcid8"><span class="markedcontent"><span role="presentation" style="transform: scaleX(0.892517);">Laju reaksi dapat
dinyatakan sebagai </span></span><span id="page362R_mcid9">laju berkurangnya
konsentrasi suatu pereaksi atau</span><span role="presentation"> </span><br role="presentation" />
</span><span id="page362R_mcid10"><span class="markedcontent"><span role="presentation" style="transform: scaleX(0.894323);">laju bertambahnya
konsentrasi suatu produk persatuan waktu.</span></span></span></p>
<p style="text-align: justify;">Secara umum akan lebih mudah apabila kita menyatakan laju dalam perubahan
konsentrasi terhadap waktu. Jadi, untuk reaksi diatas kita dapat menyatakan
laju reaksi sebagai</p>
<p style="text-align: justify;">laju = -(Δ[A] / Δt) atau laju = -(Δ[B] / Δt)</p>
<p style="text-align: justify;">dengan Δ[A] dan Δ[B] adalah perubahan konsentrasi (M) selama waktu
t. Karena konsentrasi A menurun selama selang waktu tersebut, Δ[A]
merupakan kuantitas negatif karena terus berkurang. Laju reaksi ialah kuantitas
positif, oleh karena itu diperlukan tanda negatif, sebaliknya Δ[B] akan
terus bertambah maka tidak perlu ditambah tanda negatif.</p>
<p style="text-align: justify;">Untuk reaksi yang lebih rumit, kita harus hati hati dalam menuliskan rumus
laju. Misalnya pada persamaan reaksi : 2A—->B</p>
<p style="text-align: justify;">Dalam reaksi tersebut, 2 mol A menghilang setiap terbentuk 1 mol B. Dalam
kasus seperti ini kita harus menuliskan lajunya sebagai</p>
<p style="text-align: justify;">laju = -(1/2)(Δ[A] / Δt) atau laju = -(Δ[B]
/ Δt)</p>
<p style="text-align: justify;">dan untuk reaksi aA + bB —> cC + dD mak lajunya</p>
<p style="text-align: justify;">Laju =-(1/a)(Δ[A] / Δt)= -(1/b)(Δ[B] / Δt) = (1/c)(Δ[C]
/ Δt) = (1/d)(Δ[B] / Δt)</p>
<p> </p>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-57111577738521251262021-04-20T00:21:00.004-07:002021-04-20T00:21:56.353-07:00Model Atom J.J Thomson, Kelebihan dan Kekurangannya<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh13qc2buqoI0mK7StNBBiFc4k-h5kE4524Wc8L1cO9apJBoKQPI4BEmc8014JqH8uuoZy5QRWZQJN7AapiMtC3SqpfESECcGJmIeH7-npJTjmcjdgVQ8ZMF6PyFGI3yjzGr-CfzCQLpjw/s486/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Model Atom J.J Thomson, Kelebihan dan Kekurangannya" border="0" data-original-height="374" data-original-width="486" height="308" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh13qc2buqoI0mK7StNBBiFc4k-h5kE4524Wc8L1cO9apJBoKQPI4BEmc8014JqH8uuoZy5QRWZQJN7AapiMtC3SqpfESECcGJmIeH7-npJTjmcjdgVQ8ZMF6PyFGI3yjzGr-CfzCQLpjw/w400-h308/1.png" title="Model Atom J.J Thomson, Kelebihan dan Kekurangannya" width="400" /></a></div><br /><span style="font-family: georgia;"><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> <a href="https://www.kimia100.com/" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Pada awal 1900an, J.J. Thomson mengusulkan model atom baru yang mengikutkan keberadaan partikel elektron dan proton. Karena eksperimen menunjukkan proton memiliki massa yang jauh lebih besar dibandingkan elektron, maka model Thomson menggambarkan atom sebagai proton tunggal yang besar. Di dalam partikel proton, Thomson memasukkan elektron yang menetralkan adanya muatan positif dari proton. Menurut Thomson, atom terdiri dari suatu bulatan bermuatan positif dengan rapat muatan yang merata. Di dalam muatan positif ini tersebar elektron dengan muatan negatif yang besarnya sama dengan muatan positif. Cara yang populer untuk menggambarkan model ini adalah dengan menganggap elektron sebagai kismis (plumb) di dalam kue puding proton, sehingga model ini diberi nama model kue kismis (plumb-pudding model).</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Pada gambar di bawah, bagian berwarna orange bermuatan positif, sedangkan berwarna hijau adalah elektron yang bermuatan negatif.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"></span><span style="font-family: georgia;">Joseph John Thomson Pada tahun 1897 J.J Thomson menemukan elektron berdasarkan percobaannya melalui tabung sinar katode. Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh J.J. Thomson, eksperimen yang dilakukannya tabung sinar kotoda. Hasil eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat netral. </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Walaupun model atom Thomson adalah yang pertama yang memasukkan konsep adanya proton dan elektron yang bermuatan, model Thomson tidak mampu melewati pengamatan pada eksperimen-eksperimen berikutnya. Sebagai catatan, proton yang digunakan dalam model Thomson ini bukanlah partikel proton yang ditemukan di model yang lebih modern. Bahkan sesungguhnya dapat dikatakan model Thomson tidak memiliki proton, namun sebuah sel bermuatan positif.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Pengaruh model atom Dalton dapat dilihat dengan jelas pada model Thomson. Dalton berspekulasi bahwa atom adalah benda padat, dan Thomson mendukung gagasan ini dalam modelnya dengan mengelompokkan elektron dan proton bersama-sama.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><span style="font-family: georgia;">Sampai akhir abad ke-19, konsep mengenai bentuk atom masih berupa bola pejal layaknya bola biliar. Sedangkan pada tahun 1987 Joseph John Thomson secara total merubah konsep atom dengan adanya penemuan elektron yang dikenal dengan teori atom Thomson. Sekiranya teori atom Thomson dapat diringkas sebagai berikut :</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Atom berupa bola yang bermuatan positif dengan adanya elektron yang bermuatan negatif di sekelilingnya.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Muatan positif dan negatif pada atom besarnya sama. Hal ini menjadikan atom bermuatan netral. Suatu atom tidak mempunyai muatan positif atau negatif yang berlebihan.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> <b>Penemuan Elektron</b></span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson melalui percobaan tabung sinar katoda. Pada saat itu, Thomson melihat bahwa jika arus listrik melewati tabung vakum, ada semacam aliran berkilau yang terbentuk. Thomson menemukan bahwa aliran berkilau tersebut dibelokkan ke arah plat kutub positif. Teori atom Thomson membuktikan bahwa aliran tersebut terbentuk dari partikel kecil dari atom dan partikel terebut bermuatan negatif. Thomson menamai penemuan tersebut sebagai elektron.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> <b>Pelucutan Gas</b></span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Pelucutan gas peristiwa mengalirnya muatan-muatan listrik di dalam tabung lucutan gas pada tekanan yang sangat kecil. Sebuah tabung lucutan adalah tabung yang berisi udara, didalam tabung berisi elektrode-elektrode, yang biasanya disebut anoda dan katode. Udara dalam tabung ini tidak dapat mengalirkan arus listrik walaupun ujung-ujung elektroda tersebut dihubungkan dengan induktor Ruhmkorf.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Ingat !!! bahwa Katoda (-) Anoda (+)</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Keadaan akan berubah jika udara dalam tabung dikeluarkan sehingga tekanan udara menjadi kecil dan letak-letak molekul udara manjadi renggang. Pada tekanan 4 cm Hg dalam tabung memancarkan cahaya merah-ungu. Cahaya ini akan menghilang sejalan denga semakin kecilnya tekanan. Pada tekanan 0,02 mm Hg udara dalam tabung tidak lagi memancarkan cahaya namun kaca dimuka katoda berpendar kehijauan.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Crookes berpendapat bahwa dari katoda dipancarkan sinar yang tidak tampak yang disebut Sinar katoda. Sinar katoda dapat di pelajari karena bersifat memendarkan kaca. Sinar Katoda adalah arus elektron dengan kecepatan tinggi yang keluar dari katoda</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> <b>Sifat Sinar Katoda:</b></span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><ol><li><span style="font-family: georgia;">Memiliki Energi</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Memendarkan kaca</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Membelok dalam medan listrik dan medan magnet.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Jika ditembakkan pada logam menghasilkan sinar X</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Bergerak cepat menurut garis lurus dan keluar tegak lurus dari Katoda. </span></li></ol></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Simpangan sinar katoda dalam medan listrik dan medan magnet menunjukkan bahwa sinar ini bermuatan negatif. Thomson dapat menunjukkan bahwa partikel sinar katoda itu sama bila katoda diganti logam lain. Jadi partikel-partikel sinar katoda ada pada setiap logam yang disebut elektron.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Tanpa mngenal lelah dan menyerah, akhirnya Thomson dapat mengukur massa elektron, ternyata muatan elektron 1,6021.10-19 Coulomb dan massa elektron 9,1090.10-31 Kg. Terjadinya sinar katoda dapat diterangkan sebagai berikut: pada tekanan yang sangat kecil, letak molekul-molekul udara sangat renggang, dalam gerakannya menuju katoda (-), ion-ion positif membentur katoda dengan kecepatan tinggi. Benturan-benturan tersebut mengakibatkan terlepasnya elektron-elektron dari logam katoda.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> <b>Kelebihan :</b></span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Teori Thomson memiliki kelebihan yaitu mampu membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur namun teori ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.</span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><b><br /><span style="font-family: georgia;"> Kelemahan :</span></b><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;">Tidak dapat menyatakan gerakan elektron dalam atom</span><br /><span style="font-family: georgia;">Tidak dapat menentukan massa elektron </span></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-59462589491855687862021-04-19T00:26:00.001-07:002021-04-19T00:26:12.323-07:00Model Atom Rutherford, Kelebihan dan Kekurangan <div><br /><br /></div><div style="text-align: justify;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqeTXe6wRqMkHzYf1UBRGnc39R83f1xpzdMBXJ00yBNM2QArWA9B4ZigHHmpds6ZP6LtEan3cCAZ-VmWeUJCVvwODLlBaEBRpnWtOOimPlU7cUhyKKToN9HBr5LguBXJDDiy3osUQxLTA/s450/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Model Atom Rutherford, Kelebihan dan Kekurangan" border="0" data-original-height="248" data-original-width="450" height="220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqeTXe6wRqMkHzYf1UBRGnc39R83f1xpzdMBXJ00yBNM2QArWA9B4ZigHHmpds6ZP6LtEan3cCAZ-VmWeUJCVvwODLlBaEBRpnWtOOimPlU7cUhyKKToN9HBr5LguBXJDDiy3osUQxLTA/w400-h220/1.png" title="Model Atom Rutherford, Kelebihan dan Kekurangan" width="400" /></a></div><br /><a href="https://www.kimia100.com/" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Tahun 1911, Fisikawan Inggris Ernest Rutherford dan 2 temannya Geiger dan Marsden melakukan eksperimen “penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis emas (0,0004 mm)” dengan hasil sebagai berikut: <br /> ■ Sebagian besar partikel alfa menembus selaput tipis emas. Berarti, sebagian besar atom adalah ruang kosong. <br /> ■ Sedikit dari partikel alfa (yang bermuatan positif) dibelokkan keluar oleh sesuatu. hal ini menunjukkan adanya sesuatu yang bermuatan positif yang dapat membelokkan partikel alfa. <br /> ■ Lebih sedikit lagi dari partikel alfa itu (hanya 1 dari 20.000) terpantul dari selaput tipis emas. Hal ini menunjukkan adanya sesuatu yang sangat kecil (belakangan disebut sebagai inti), namun massa terpusat di sana sehingga partikel alfa yang menumbuk pusat massa itu akan terpantulkan<br /> </div><div style="text-align: justify;">Dari fenomena percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan model atom yang dikenal dengan model atom nuklir Rutherford, yaitu sebagai berikut: <br /> ■ Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan ruangan kosong. <br /> ■ Atom terdiri atas inti atom bermuatan positif dan hampir seluruh massa atom terpusat pada inti. <br /> ■ Elektron beredar mengelilingi inti. <br /> ■ Jumlah muatan inti sama dengan jumlah muatan elektron sehingga atom bersifat netral.<br /> Beberapa kelebihan dan kelemahan model atom Rutherford adalah sebagai berikut: <br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Kelebihan Model Atom Rutherford </b><br /> ■ Dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis emas. <br /> ■ Mengemukakan keberadaan inti atom yang bermuatan positif dan merupakan pusat massa atom. <br /><br /> <b>Kekurangan Model Atom Rutherford </b><br /> ■ Bertentangan dengan teori elektron dinamika klasik, di mana suatu partikel bermuatan listrik apabila bergerak akan memancarkan energi. <br /> ■ Elektron bermuatan negatif yang beredar mengelilingi inti akan kehilangan energi terus-menerus sehingga akhirnya akan membentuk lintasan spiral dan jatuh ke inti. Pada kenyataannya hal ini tidak terjadi, elektron tetap stabil pada lintasannya. </div><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><b>Hamburan Rutherford </b><br /> <br />Belajar inti atom (nuklir), berarti kita belajar dari bagaimana dulu perkembangan model atom itu sendiri. Dari mulai model yang sangat sederhana yang mengatakan bahwa atom adalah elemen terkecil dari suatu benda yang tidak bisa dibagi-bagi lagi, hingga kemudian model atom Thomson, Rutherford, hingga model kuantum. <br /><br />Salah model yang pernah diterima adalah model atom Rutherford. Untuk mempelajari struktur atom, pada tahun 1911 Rutherford membuat eksperimen menembakkan partikel alfa ke lembar tipis emas. Saat itu masih dipercaya model atom Thomson. Menurut model ini, diperkirakan partikel alfa akan dibelokkan hanya sedikit saja. Namun ternyata, ada juga partikel alfa yang dihamburkan balik ke belakang (sudut hambur besar).</p><p style="text-align: justify;"> Eksperimen ini menunjukkan bahwa model atom Thomson salah dan membawa Rutherford pada model atom yang lebih baik yaitu, atom memiliki inti di pusat yang merupakan konsentrasi seluruh massa atom, sementara di sekeliling inti beredar elektron-elektron. Partikel alfa yang lewat dekat dari inti emas akan dibelokkan dengan kuat, sementara yang lewat jauh dari inti emas dibelokkan sedikit. </p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6uAenWvwBB4RLQBVDiNIX7SZV-OzTSJbjGylUE-akNcuolV_xPqxUueb8cpnjojQ77wNcMI5avQDFqRtljdUiaH4qNEokkT9OEUJ2PsP534vCUIETXFvKfgfrg6avZOVy_bA7_0UuMdo/s638/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Model Atom Rutherford, Kelebihan dan Kekurangan" border="0" data-original-height="502" data-original-width="638" height="504" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6uAenWvwBB4RLQBVDiNIX7SZV-OzTSJbjGylUE-akNcuolV_xPqxUueb8cpnjojQ77wNcMI5avQDFqRtljdUiaH4qNEokkT9OEUJ2PsP534vCUIETXFvKfgfrg6avZOVy_bA7_0UuMdo/w640-h504/1.png" title="Model Atom Rutherford, Kelebihan dan Kekurangan" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPQD5ADCgWvIUcObu3nTQem-mF9P8-PbDgeEEhipePApEw93zZqAFvRtV62cDfwIWf5GSZ4hD0RJhk0c_QeN4VBGTAvLTexexj-TPF2U-wsUNib_dASZ83IMr3Uhc2bN7eIAmyj_QuGyA/s611/2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Model Atom Rutherford, Kelebihan dan Kekurangan" border="0" data-original-height="477" data-original-width="611" height="500" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPQD5ADCgWvIUcObu3nTQem-mF9P8-PbDgeEEhipePApEw93zZqAFvRtV62cDfwIWf5GSZ4hD0RJhk0c_QeN4VBGTAvLTexexj-TPF2U-wsUNib_dASZ83IMr3Uhc2bN7eIAmyj_QuGyA/w640-h500/2.png" title="Model Atom Rutherford, Kelebihan dan Kekurangan" width="640" /></a></div><br /> <p></p>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-81917617256847717122021-04-07T00:42:00.004-07:002021-04-07T00:43:02.635-07:00Mengenal Titrasi Redoks Iodometri <div><span style="font-family: georgia;"><br /><br /> <br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7ZWGftaX-uW-_HfY-r0HrAjl0xdgy7Xin7ZiAl1FXTupy8CFDQjpc3Ju1Jp2C32peRdDVrJRDJavy60rturiM7xlNLQ4b700daT-R_sl6SJoT8kujn8eKrKct4zEG-J6Nafm8Evs6uZ8/s480/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Titrasi Redoks Iodometri" border="0" data-original-height="360" data-original-width="480" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7ZWGftaX-uW-_HfY-r0HrAjl0xdgy7Xin7ZiAl1FXTupy8CFDQjpc3Ju1Jp2C32peRdDVrJRDJavy60rturiM7xlNLQ4b700daT-R_sl6SJoT8kujn8eKrKct4zEG-J6Nafm8Evs6uZ8/w400-h300/1.jpg" title="Titrasi Redoks Iodometri" width="400" /></a></div><br /><a href="https://www.kimia100.com/" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Titrasi redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titran dan analit. Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang industri misalnya penentuan kadar alkohol dengan menggunakan iodin, atau penentuan kadar alkohol dengan menggunakan kalium dikromat. Contoh titrasi redoks yang terkenal adalah iodometri, iodimetri, permanganometri. Permanganometri menggunakan titran kalium permanganat untuk penentuan Fe2+ dan oksalat. Kalium dikromat dipakai untuk titran penentuan Besi(II) dan Cu(I) dalam CuCl. </span><br /><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;">Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan larutan baku tiosulfat. </span><br /><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;">Larutan standar yang dipergunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya tersedia sebagai pentahidrat Na2S2O3.5 H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi terhadap standar primer. Larutan natrium tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama. Sejumlah zat padat digunakan sebagai standar primer untuk larutan natrium tiosulfat. Iodium murni merupakan standar yang paling nyata, tetapi jarang digunakan karena kesukaran dalam penanganan dan penimbangan. Lebih sering digunakan pereaksi yang kuat yang membebaskan iodium dari iodide, suatu proses iodometri </span><br /><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;">Titik ekivalen ditunjukkan dengan indikator amilum yang memberi warna biru dengan iod. Dengan iodometri dapat ditentukan kadar zat-zat yang dapat bereaksi dengan iod atau zat-zat yang bereaksi dengan iodide (KI) membebaskan iod. </span><br /><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;">Biasanya indikator yang digunakan adalah kanji/amilum. Iodide pada konsentrasi < 10-5 M dapat dengan mudah ditekan oleh amilum. Sensitivitas warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodium-amilum mempunyai kelarutan yang kecil dalam air sehingga biasanya ditambahkan pada titik akhir titrasi. Dengan formamida penyerangan kanji oleh mikroorganisme paling sedikit. </span><br /><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;">Metode titrasi iodometri tak langsung adalah berkenaan dengan titrasi dan iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Dalam kebanyakan titrasi langsung dengan iod (iodometri), digunakan suatu larutan iod dalam kalium iodide (KI), dan karena itu spesi reaksitifnya adalah ion triiodida, I3–. </span><br /><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;">Iodida adalah reduktor lemah dan dengan mudah akan teroksidasi jika direaksikan dengan oksidator kuat. Iodida tidak dipakai sebagai titran karena faktor kecepatan reaksi dan kurangnya jenis indikator yang dapat dipakai untuk iodida. Oleh sebab itu, iodometri merupakan proses titrasi yang sangat baik untuk titrasi yang melibatkan iodida. Senyawa iodida yang digunakan di dalam percobaan ini adalah KI yang ditambahkan secara berlebih pada larutan oksidator sehingga terbentuk I2.</span></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-84960190395854403392021-03-22T00:50:00.000-07:002021-03-22T00:50:04.535-07:00Mekanisme Pendeteksian Radiasi <div><span style="font-family: georgia;"><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitCOMnOD2gZ0uYJ2Tdy9fG0637KWASCvmBIl4-X_Ha1kPe8BOpkvSYEIsSZobfGEVUQuXr6IVKDirRox-ksTKPb5sRrnXGBfcScmSCgxWn0WG1Ew8SFZN_SvPTGwzJuJ6vfkjh1dqJKZ4/s320/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Mekanisme Pendeteksian Radiasi" border="0" data-original-height="320" data-original-width="317" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitCOMnOD2gZ0uYJ2Tdy9fG0637KWASCvmBIl4-X_Ha1kPe8BOpkvSYEIsSZobfGEVUQuXr6IVKDirRox-ksTKPb5sRrnXGBfcScmSCgxWn0WG1Ew8SFZN_SvPTGwzJuJ6vfkjh1dqJKZ4/w396-h400/1.jpg" title="Mekanisme Pendeteksian Radiasi" width="396" /></a></div><br /><a href="https://www.kimia100.com/" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Detektor radiasi bekerja dengan cara mendeteksi perubahan yang terjadi di dalam medium penyerap akibat adanya perpindahan energi ke medium tersebut. Terdapat beberapa mekanisme yang sering digunakan untuk medeteksi dan mengukur radiasi yaitu proses ionisasi, proses sintilasi, proses termoluminisensi, efek pemanasan, reaksi kimia, dan perubahan biologi. </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> 1. Proses Ionisasi </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Ionisasi adalah peristiwa terlepasnya elektron dari ikatannya di dalam atom. Peristiwa ini dapat terjadi secara langsung oleh radiasi alpha atau beta dan secara tidak langsung oleh radiasi gamma, sinar-x atau neutron. </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;"> Contoh ionisasi tidak langsung adalah bila sebuah radiasi gamma ketika mengenai materi akan melepaskan sebuah elektron berenergi (mungkin karena efek fotolistrik, efek compton ataupun produksi pasangan). Elektron berenergi inilah yang kemudian mengionisasi materi. Proses ionisasi tidak langsung dilakukan oleh radiasi gamma tetapi oleh elektron berenergi yang dihasilkan oleh radiasi gamma. Sehingga proses tersebut disebut dengan proses ionisasi tidak langsung. </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Jumlah pasangan ion (N) berupa elektron bermuatan negatif dan sisa atom bermuatan positif sebanding dengan jumlah energi yang terserap (E). Secara matematis dapat ditulis seperti : </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> N = E/w </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> dengan w merupakan daya ionisasi bahan penyerap yaitu energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah proses ionisasi. </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;"> Pada proses ionisasi, energi radiasi diubah menjadi pelepasan sejumlah elektron (energi listrik). Apabila diberi medan listrik, elektron yang dihasilkan dalam peristiwa ionisasi tersebut akan bergerak menuju ke kutub positif. Pergerakan elektron-elektron tersebut dapat menginduksi arus atau tegangan listrik yang dapat diukur oleh peralatan penunjang seperti Amperemeter atau Voltmeter. Semakin banyak radiasi yang mengenai bahan penyerap atau semakin besar energi radiasi yang mengenainya maka akan dihasilkan arus atau tegangan listrik yang semakin besar pula. Contoh detektor yang menggunakan mekanisme ini adalah detektor Geiger Mueller. </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;"> 2. Proses Sintilasi </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Proses sintilasi adalah terpancarnya sinar tampak ketika terjadi transisi elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah di dalam bahan penyerap. Dalam proses ini yang dipancarkan sebenarnya adalah radiasi sinar-x, tetapi karena bahan penyerap (detektor) dicampuri dengan unsur aktivator yang berfungsi sebagai penggeser panjang gelombang, maka radiasi yang dipancarkan berupa sinar tampak. Contoh detektor yang menggunakan mekanisme ini dalam pendeteksian radiasi adalah detektor NaI(Tl). </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;"> 3. Proses Termoluminisensi </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Proses termoluminisensi hampir sama dengan proses sintilasi. Perbedaannya, pada proses sintilasi, elektron akan langsung “kembali” ke orbit semula sambil memancarkan cahaya tampak, sedangkan pada proses termoluminisensi, elektron akan “kembali” ke orbit semula bila bahan penyerap dipanaskan sampai temperatur tertentu. Jadi, selama belum dipanaskan, elektron-elektron yang tereksitasi tersebut masih “terjebak” sehingga tidak bisa kembali ke orbit semula. Bila dikenai radiasi lagi maka elektron-elektron yang terjebak akan semakin banyak. Contoh detektor yang menggunakan mekanisme termoluminisensi dalam pendeteksian radiasi adalah TLD. </span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;"> 4. Efek Pemanasan </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Peristiwa lain yang diakibatkan oleh penyerapan radiasi adalah kenaikan temperatur bahan penyerap. Semakin besar energi yang diserap semakin besar kenaikan temperaturnya. Jadi dalam mekanisme ini, energi radiasi diubah menjadi energi panas. Mekanisme ini jarang digunakan untuk melakukan pengukuran radiasi secara rutin karena sensitivitasnya yang sangat rendah. Biasanya hanya digunakan sebagai standar primer untuk peralatan kalibrasi. Contoh detektor yang menggunakan mekanisme ini adalah kalorimeter. </span><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> 5. Reaksi Kimia </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Reaksi kimia juga salah satu mekanisme yang sering digunakan dalam pengukuran radiasi. Bahan yang dikenai radiasi dengan dosis tertentu akan mengalami perubahan kimia, misalnya perubahan warna. Selain itu, radiasi juga dapat berfungsi sebagai katalisator, sehingga bila dikenai radiasi maka reaksi kimia dalam bahan dapat berlangsung lebih cepat. </span><span style="font-family: georgia;"></span><br /><span style="font-family: georgia;"> </span><br /><span style="font-family: georgia;"> 6. Perubahan Biologi </span><br /><span style="font-family: georgia;"> Dosis radiasi tinggi juga dapat menyebabkan perubahan biologi misalnya perubahan kromosom di dalam sel darah. Semakin besar dosis radiasi yang diterima, semakin besar perubahan yang terjadi. Dengan mengukur perubahan biologi tersebut (perubahan kromoson di dalam sel darah), maka dosis yang telah mengenainya dapat diperkirakan. Walaupun demikian, pendeteksian perubahan biologi tersebut sangat sukar, sehingga pengukuran dengan mekanisme ini tidak sensitif. Khusus untuk pengukuran dosis radiasi yang telah diterima oleh seseorang, mekanisme ini merupakan cara yang paling otentik, karena tidak menggunakan medium lain sebagai detektor melainkan sel tubuhnya sendiri.</span></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-35548092683558683082021-03-18T16:50:00.004-07:002021-03-18T16:50:56.026-07:00Minerolokortikoid dan Hormon Seks Sekunder<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Minerolokortikoid membantu mempertahankan natrium klorida dan mempertahankan volume cairan tubuh. Semua kortikoid dapat mempengaruhi kesetimbangan air dan garam, tetapi aldosteron adalah mineralokortikoid yang paling penting. Misalnya, kemampuan aldosteron mempertahankan natrium klorida pada aldosteron 1000 kali lebih besar dibanding kortisol. Aldosteron adalah hormon utama untuk mempertahankan hidup hewan yang adrenalnya telah diambil.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-U59Nz__JtGB6NxZk7FqSY-5GiUmH0DmvaEdkkG9MLfazPI1osM8qjhdflIHyC7bOSrBPmoVnnqhJkfPZSPygXb1OLm_jl_l9HcttaEODQi9DNnMXGIbwecgnjHGlS8ycC4ZZYacv3mc/s924/Screenshot_20210319-064747_CamScanner.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Minerolokortikoid" border="0" data-original-height="428" data-original-width="924" height="185" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-U59Nz__JtGB6NxZk7FqSY-5GiUmH0DmvaEdkkG9MLfazPI1osM8qjhdflIHyC7bOSrBPmoVnnqhJkfPZSPygXb1OLm_jl_l9HcttaEODQi9DNnMXGIbwecgnjHGlS8ycC4ZZYacv3mc/w400-h185/Screenshot_20210319-064747_CamScanner.jpg" title="Minerolokortikoid" width="400" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Hormon seks sekunder</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kulit terluar adrenal juga memproduksi hormon seks, androgen pada laki-laki dan estrogen pada wanita. Pada awal masa remaja, androgen dan estrogen menghasilkan ciri seks yang kita kenal sebagai kejantanan dan kewanitaan: suara yang dalam dan janggut bagi pria; suara yang tinggi, pembentukan buah dada, dan kurangnya bulu pada wajah wanita dewasa. Sifat kejantanan dan kewanitaan ini adalah ciri seks sekunder. Kebanyakan biologiwan membatasi ciri seks primer pada organ reproduksi itu sendiri. Androgen utama adalah dehidroepiandrosteron dan androstenadion:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZOPtijD8cVtsWq9i_H2Z-2fLKHMlTBE6LcLK7Yr-hPuX8Atl_mEwZySPB23Pw6FVkcxZ0ylSouSU-rXg313LkEKm8GfHVZ97vPmMZJUY69RNifwqvM8XpZ8vbEAfPCn3rtDE6p5OMTmI/s965/Screenshot_20210319-064830_CamScanner.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Hormon seks sekunder" border="0" data-original-height="315" data-original-width="965" height="130" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZOPtijD8cVtsWq9i_H2Z-2fLKHMlTBE6LcLK7Yr-hPuX8Atl_mEwZySPB23Pw6FVkcxZ0ylSouSU-rXg313LkEKm8GfHVZ97vPmMZJUY69RNifwqvM8XpZ8vbEAfPCn3rtDE6p5OMTmI/w400-h130/Screenshot_20210319-064830_CamScanner.jpg" title="Hormon seks sekunder" width="400" /></a></div><br /><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kelebihan produksi androgen dapat menyebabkan kejantanan (virilisasi) pada wanita. Wanita berjanggut yang kadang-kadang dapat dilihat pada pertunjukan sirkus adalah karena berlebihannya produksi androgen. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Walaupun estrogen yang dihasilkan oleh kulit terluar adrenal mencirikan seks bagi wanita, senyawa ini juga amat penting sebagai hormon seks primer. Hal ini akan dibahas kemudian dalam bab ini.</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-58776710881380718862021-03-02T00:17:00.001-08:002021-03-02T00:17:17.590-08:00Yuk mengenal Jenis-jenis Titrasi Redoks <h3 class="post-title entry-title" itemprop="name"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: normal;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi03BDZ70ZctYBD62INPxnoxzdJmwd8LAKOm7daCBSSCUByq-n0MEgN_gpFY5HnA2iViSftXCZCSyz8LKKy3yyJQ3pmxKxjE0wLWkvdtG1Lzqbb5Uyt8R83uv1mIS0mk1JH0Z1m49PpBIw/s409/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/" border="0" data-original-height="274" data-original-width="409" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi03BDZ70ZctYBD62INPxnoxzdJmwd8LAKOm7daCBSSCUByq-n0MEgN_gpFY5HnA2iViSftXCZCSyz8LKKy3yyJQ3pmxKxjE0wLWkvdtG1Lzqbb5Uyt8R83uv1mIS0mk1JH0Z1m49PpBIw/w400-h268/1.png" title="Yuk mengenal Jenis-jenis Titrasi Redoks" width="400" /></a></div><br /><a href="https://www.kimia100.com/" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Dalam ilmu kimia pastinya tidak asing dengan yang namanya titrasi, nah yuk kita refresh lagi pengetahuan kita tentang titrasi khususnya titrasi redoks.</span></span><br /></span></h3><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="post-header">
</div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: georgia;"><b><u><span style="font-size: 12pt;">Jenis-jenis
Titrasi Redoks:</span></u></b></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Titrasi Iodometri</span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Titrasi
Iodimetri</span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Titrasi
Permanganometri</span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Titrasi
Bromometri</span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Titrasi Serimetri</span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Titrasi
Nitrimetri</span></span></li></ol><span style="font-family: georgia;">
</span><div style="text-align: left;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><u><span style="font-size: 12pt;">1</span></u><b><u><span style="font-size: 12pt;">. Titrasi Iodometri</span></u></b></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: georgia;"><b><u><span style="font-size: 12pt;"> </span></u></b></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Reaksi-reaksi
kimia yang melibatkan oksidasi reduksi dipergunakan secara luas oleh analisis
titrimetrik. Ion-ion dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi oksidasi
yang berbeda-beda, menghasilkan kemungkinan banyak reaksi redoks. Banyak dari
reaksi-reaksi ini memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam analisi titrimetrik
dan penerapan-penerapannya cukup banyak.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Iodometri adalah
analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat
oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida
yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukn dengan
menggunakan larutan baku tiosulfat .</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Oksidator + KI →
I2 + 2e</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">I2 + Na2 S2O3 →
NaI + Na2S4O6</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Sedangkan
iodimetri adalah merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan
untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau
dengan penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodine dititrasi kembali
dengan larutan tiosulfat.</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Reduktor + I2 →
2I-</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Na2S2 O3 + I2 →
NaI +Na2S4 O6</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Untuk senyawa
yang mempunyai potensial reduksi yang rendah dapat direksikan secara sempurna
dalam suasana asam. Adapun indikator yang digunakan dalam metode ini adalah
indikator kanji.</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Sedangkan
bromometri merupakan metode oksidasi reduksi dengan dasar reaksi aksidasi dari
ion bromat .</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">BrO3- + 6H+ + 6e
→ Br- + 3H2O</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Adanya kelebihan
KBrO3 dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion bromat</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">BrO3 + Br- + H+
→ Br2 +H2O</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Bromine yang
dibebaskan akan merubah warna larutan menjadi kuning pucat (warna merah ), jika
reaksi antara zat dan bromine dalam lingkungan asam berjalan cepat maka titrasi
dapat secara langsung dilakukan. Namun bila lambat maka dapat dilakukan titrasi
tidak langsung yaitu larutan bromine ditambah berlebih dan kelebihan bromine
ditentukan secar iodometri. Bromin dapat diperoleh dari penambahan asam kedalam
larutan yang mengandung kalium bromat dan kalium bromide.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Substansi-substansi
penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi untuk dititrasi langsung
dengan iodin adalah tiosulfat, arseni dan entimon, sulfida dan ferosianida.
Kekuatan reduksi yang dimiliki oleh dari beberapa substansi ini adalah
tergantung dari pada konsentrasi ion hydrogen, dan reaksi dengan iodin baru
dapat dianalisis secara kuantitatif hanya bila kita melakukan penyesuaian ph
yang sulit.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam
menggunakan metode iodometrik kita menggunakan indikator kanji dimana warna
dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodin dapat bertindak
sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna ungu atau
violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetra korida dan
kloroform. Namun demikan larutan dari kanji lebih umum dipergunakan, karena
warna biru gelap dari kompleks iodin–kanji bertindak sebagai suatu tes yang
amat sensitiv untuk iodin. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam beberapa
proses tak langsung banyak agen pengoksid yang kuat dapat dianalisis dengan
menambahkan kalium iodida berlebih dan mentitrasi iodin yang dibebaskan. Karena
banyak agen pengoksid yang membutuhkan larutan asam untuk bereaksi dengan
iodin, Natrium tiosulfat biasanya digunakan sebagai titrannya. Titrasi dengan
arsenik membutuhakn larutan yang sedikit alkalin.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam larutan
yang sedikit alkalin atau netral, oksidasi menjadi sulfat tidak muncul terutama
jika iodin dipergunakan sebagai titran. Banyak agen pengoksid kuat, seperti
garam permanganat, garam dikromat yang mengoksid tiosulfat menjadi sulfat,
namun reaksinya tidak kuantitatif.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Pada penentuan
iodometrik ada banyak aplikasi proses iodometrik seperti tembaga banyak
digunakan baik untuk biji maupun paduannya metode ini memberikan hasil yang
lebih sempurna dan cepat daripada penentuan elektrolit tembaga.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Pada metode
bromometri, kalium bromat merupakan agen pengoksid yang kuat dengan potensial
standar dari reaksinya</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">BrO3 + 6H+ + 6e
→ Br- + 3H2O</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Adalah +1,44 V.
Reagen dapat digunakan dalam dua cara yaitu sebagai sebuah oksdasi langsung
untuk agen-agen pereduksi tertentu dan untuk membangkitkan sejumlah bromin yang
kuantitasnya diketahui.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Sejumlah agen
pereduksi pada titrasi langsung metode bromometri sepertyi arsenik, besi (II)
dan sulfida serta disulfida organik tertentu dapat dititrasi secara langsung
dengan sebuah larutan kalium bromat .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Kehadiran bromin
terkadang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi,</span></span><span style="font-family: georgia;"></span><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> beberapa indikator
organik yang bereaksi dengan bromin untuk memberikan perubahan warna. Perubahan
warna ini biasanya tidak reversibel dan kita harus hati-hati agar kita
mendapatkan hasil yang lebih baik .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span><span style="font-family: georgia;"></span><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Reaksi brominasi
senyawa-senyawa organik larutan standar seperti kalium bromat dapat
dipergunakan untuk menghasilkan sejumlah bromin dengan kuantitas yang
diketahui. Bromin tersebut kemudian dapat digunakan untuk membrominasi secara
kuantitatif berbagai senyawa organik. Bromide berlebih hadir dalam kasus-kasus
semacam ini, sehingga jumlah bromin yang dihasilkan dapat dihitung dari jumlah
KBrO3 yang diambil. Biasanya bromin yang dihasilkan apabila terdapat kelebihan
pada kuantitas yang dibutuhkan untuk membrominasi senyawa organik tersebut
untuk membantu memaksa reaksi ini agar selesai sepenuhnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Reaksi bromin
dengan senyawa organiknya dapat berupa subtitusi atau bisa juga reaksi adisi.</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><ol start="2" style="margin-top: 0in; text-align: left;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><b><u><span style="font-size: 12pt;">Titrasi Iodimetri</span></u></b></span></li></ol><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Iodimetri
merupakan titrasi langsung dan merupakan metoda penentuan atau penetapan
kuantitatif yang pada dasar penentuannya adalah jumlah I<sub>2</sub> yang
bereaksi dengan sample atau terbentuk dari hasil reaksi antara sample dengan
ion iodida .Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I<sub>2 </sub>sebagai
penitar. Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor ,sebab
bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan electron ),
maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun
(menangkap electron) ,jadi tidak mungkin hanya ada oksidator saja ataupun
reduktor saja. Dalam metoda analisis ini , analat dioksidasikan oleh I<sub>2</sub>
, sehingga I<sub>2</sub> tereduksi menjadi ion iodida :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">A
( Reduktor ) + I<sub>2</sub> </span><span style="font-size: 12pt;">→
A ( Teroksidasi ) + 2 I <sup>-</sup></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"><sup> </sup></span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Iod
merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat (lemah) , sehingga hanya zat-zat
yang merupakan reduktor kuat yang dapat dititrasi. </span><span style="font-size: 12pt;">Indikator</span><span style="font-size: 12pt;">
yang digunakan adalah amilum yang akan memberikan warna biru pada titik akhir
penitaran .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">I<sub>2</sub>
+ 2 e <sup>-</sup> → 2 I<sup>-</sup></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"><sup> </sup></span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Iod
merupakan zat padat yang sukar larut dalam air (0,00134 mol/L) pada 25<sup>◦</sup>C
, namun sangat larut dalam larutan yang mengandung ion iodida . iod membentuk
kompleks triiodida dengan iodida :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">I<sub>2</sub>
+ I<sup>-</sup> → I<sub>3</sub><sup>-</sup></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"><sup> </sup></span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Ion
cenderung di</span><span style="font-size: 12pt;">hidrolisis</span><span style="font-size: 12pt;">
membentuk asam iodide dan hipoiodit :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">I<sub>2</sub>
+ H<sub>2</sub>O → HIO + H<sup>+</sup>
+ I<sup>-</sup></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"><sup> </sup></span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Larutan
standar iod harus disimpan dalam botol gelap untuk mencegah peruraian HIO oleh
cahaya matahari .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">2HIO
→ 2 H<sup>+</sup> + 2 I<sup>-</sup> +O<sub>2</sub> <sub>(g)</sub></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"><sub> </sub></span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Warna
larutan iod 0,1 N cukup tua sehingga iod dapat bertindak sendiri sebagai indikator
. Iod juga memberikan suatu warna ungu atau lembayung pada pelarut seperti CCl<sub>4</sub>
atau kloroform, dan kadang-kadang itu digunakan untuk men</span><span style="font-size: 12pt;">deteksi titik akhir</span><span style="font-size: 12pt;">.
Namun lebih lazim digunakan suatu larutan kanji, karena warna biru tua kompleks
pati-iod berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod. Kepekaan itu lebih besar
dalam larutan sedikit asam dari pada dalam larutan netral dan lebih besar
dengan adanya ion iodida . Molekul iod diikat pada permukaan beta amilosa,
suatu konstituen kanji.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Larutan
iod merupakan larutan yang tidak stabil , sehingga perlu distandarisasi
berulang kali. Sebagai Oksidator lemah, iod tidak dapat bereaksi terlalu
sempurna, karena itu harus dibuat kondisi yang menggeser kesetimbangan kearah
hasil reaksi antara lain dengan mengatur pH atau dengan menambahkan bahan
pengkompleks.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Larutan
iod sering distandardisasi dengan larutan Na<sub>2</sub>S<sub>2</sub>O<sub>3</sub>
. selain itu bahan baku primer yang paling banyak digunakan ialah As<sub>2</sub>O<sub>3</sub>
pada pH tengah, Berdasarkan reaksi :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">I<sub>2</sub>
+ 2 e<sup>-</sup> → 2 I<sup>-</sup> E◦= 0,536 volt</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">H<sub>3</sub>AsO<sub>3</sub>
+ H<sub>2</sub>O
→ H<sub>3</sub>AsO<sub>4</sub> + 2
H<sup>+</sup> + 2 e<sup>-</sup> E◦= 0, 559 volt</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">———————————————————————–</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">H<sub>3</sub>AsO<sub>3</sub>
+ H<sub>2</sub>O + I<sub>2 </sub>H<sub>3</sub> → AsO<sub>4</sub>
+ 2 H<sup>+</sup> + 2 I<sup>- </sup>E◦= -0,023 volt</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Reaksi
diatas menunjukkan , bahwa sebenarnya iod terlalu lemah untuk mengoksidasi H<sub>3</sub>AsO<sub>4</sub>
. Namun dengan mentitrasi pada pH cukup tinggi , maka kesetimbangan digeser
kekanan ( H<sup>+</sup> yang terbentuk diikat oleh OH<sup>-</sup> dalam larutan
yang berkelebihan OH<sup>-</sup> itu) . Pada umumnya pH tersebut diantara 7 dan
9, tidak terlalu basa , karena akan mendorong disproporsional I<sub>2</sub>
terlalu banyak .Untuk mengatur pH tersebut ,larutan yang agak asam dijenuhi
dengan NaHCO<sub>3</sub> yang akan menghasilkan penahan dengan pH antara 7 dan
8</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">.</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><ol start="3" style="margin-top: 0in; text-align: left;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><b><u><span style="font-size: 12pt;">Titrasi Permanganometri <br /></span></u></b></span></li></ol><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Permanganometri
merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat
(KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal
lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung
atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat
larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi
secara tidak langsung dengan permanganometri seperti: (1) ion-ion Ca, Ba, Sr,
Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan
disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam
oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan
hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan. (2) ion-ion
Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring,
dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4
berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat
ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Sumber-sumber
kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada: Larutan
pentiter KMnO4¬ pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama,
larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga
pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang
seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu
cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada
larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung
menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+¬. MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 +
4H+ Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian
KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan
telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk
peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2↑</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><ol start="4" style="margin-top: 0in; text-align: left;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><b><u><span style="font-size: 12pt;">Titrasi Bromometri</span></u></b></span></li></ol><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Asam Barbiturat adalah zat induk
barbital-barbital yang sendirinya tidak bersisat hipnotik. Sifat ini baru
nampak jika atom-atom hydrogen pada atom C 5 dari inti pirimidinnya digantikan
oleh gugusan alkil atau aril.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Barbital-barbital semuanya bersifat
lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah dalam pelarut-pelarut non polar
seperti minyak, kloroform dan sebagainya. Sifat lipofil ini dimiliki oleh
kebanyakan obat yang mampu menekan ssp. Dengan meningkatnya sifat lipofil ini,
misaInya dengan mengganti atom oksigen pada atom C 2 menjadi atom belerang,
maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat, dan seringkali daya hipnotiknya
diperkuat pula.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Secara kimia, barbiturat merupakan derivat
asam barbiturat. Asam barbiturat merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea
dengan asam malonat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Adapun rumus beberapa turunan asam
barbiturat, antara lain : Penggolongan barbiturat disesuaikan dengan lama
kerjanya, yaitu:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="margin-left: 0.75pt; width: 591px;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset inset inset none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in; width: 140pt;" width="187">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Nama</span></span></div>
</td>
<td colspan="3" style="padding: 0in; width: 218.65pt;" width="292">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Substituen pada</span></span></div>
</td>
<td rowspan="2" style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset none inset inset; border-width: 1pt medium 1pt 1pt; padding: 0in; width: 84.6pt;" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">BM</span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 0in; width: 68.9pt;" valign="top" width="92">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">1</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.85pt;" valign="top" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">R<sub>1</sub></span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.9pt;" valign="top" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">R<sub>2</sub></span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset inset inset none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in; width: 140pt;" valign="top" width="187">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Barbital, veronal</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 68.9pt;" width="92">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">-</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.85pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Etil</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.9pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">etil</span></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset none inset inset; border-width: 1pt medium 1pt 1pt; padding: 0in; width: 84.6pt;" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">184,19</span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset inset inset none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in; width: 140pt;" valign="top" width="187">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Fenobarbital, luminal</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 68.9pt;" width="92">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">-</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.85pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Etil</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.9pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">fenil</span></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset none inset inset; border-width: 1pt medium 1pt 1pt; padding: 0in; width: 84.6pt;" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">232,23</span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset inset inset none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in; width: 140pt;" valign="top" width="187">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Butetal, soneril</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 68.9pt;" width="92">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">-</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.85pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Etil</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.9pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">n-butil</span></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset none inset inset; border-width: 1pt medium 1pt 1pt; padding: 0in; width: 84.6pt;" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">212,24</span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset inset inset none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in; width: 140pt;" valign="top" width="187">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Pentobarbital, nembutal</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 68.9pt;" width="92">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">-</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.85pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Etil</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.9pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">1-metil butil</span></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset none inset inset; border-width: 1pt medium 1pt 1pt; padding: 0in; width: 84.6pt;" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">224,27</span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset inset inset none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in; width: 140pt;" valign="top" width="187">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Allobarbital, alurat</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 68.9pt;" width="92">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">-</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.85pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Alil</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.9pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">alil</span></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset none inset inset; border-width: 1pt medium 1pt 1pt; padding: 0in; width: 84.6pt;" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">208,21</span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset inset inset none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in; width: 140pt;" valign="top" width="187">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Aprobarbital, alurat</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 68.9pt;" width="92">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">-</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.85pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Alil</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.9pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">isopropil</span></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset none inset inset; border-width: 1pt medium 1pt 1pt; padding: 0in; width: 84.6pt;" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">210,23</span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset inset inset none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in; width: 140pt;" valign="top" width="187">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Metarbital, gemonil</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 68.9pt;" width="92">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Metil</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.85pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Etil</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.9pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">etil</span></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset none inset inset; border-width: 1pt medium 1pt 1pt; padding: 0in; width: 84.6pt;" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">198,22</span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset inset inset none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in; width: 140pt;" valign="top" width="187">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Mefobarbital prominal</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 68.9pt;" width="92">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Metil</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.85pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Etil</span></span></div>
</td>
<td style="padding: 0in; width: 74.9pt;" width="100">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">fenil</span></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset none inset inset; border-width: 1pt medium 1pt 1pt; padding: 0in; width: 84.6pt;" width="113">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">246,2</span></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">•<span> </span>Barbiturat
kerja panjang</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Contohnya: Fenobarbital digunakan dalam
pengobatan kejang</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">•<span> </span>Barbiturat
kerja singkat</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Contohnya: Pentobarbital, Sekobarbital,
dan Amobarbital yang efektif sebagai sedatif dan hipnotik</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">•<span> </span>Barbiturat
kerja sangat singkat</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Contohnya: Tiopental, yang digunakan
untuk induksi intravena anestesia.</span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Analisis kualitatif pada barbiturat
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pereaksi umum dan spesifik sebagai
berikut :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Pereaksi<span> </span></span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable">
<tbody>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset inset inset none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in; width: 225pt;" valign="top" width="300">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Pereaksi</span></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset none inset inset; border-width: 1pt medium 1pt 1pt; padding: 0in; width: 167.25pt;" valign="top" width="223">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Hasil Reaksi</span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset inset inset none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in; width: 225pt;" valign="top" width="300">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Vanillin</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Zwikker (campuran CuSO<sub>4</sub> dan
piridin)</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Biuret (CuSO4 + NaOH)</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Iodoform</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Xanthydrol</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Formaldehida</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Buchi-Parlia</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Resorsinol</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Merkuri</span></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: inset none inset inset; border-width: 1pt medium 1pt 1pt; padding: 0in; width: 167.25pt;" valign="top" width="223">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Warna</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Warna, endapan</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Warna</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Endapan, bau</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Endapan</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Warna</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Endapan, kristal</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Warna</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Endapan</span></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Metode spektrofotometri untuk tablet</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Pengukuran absorbansi barbiturat pada
daerah ultraviolet dapat dilakukan dengan beberapa cara. Barbiturat dapat
dilarutkan dalam basa kuat dan pengukuran dilakukan pada A max 255 nm. Metode
ini spesifik jika spektra dari senyawa penganggu tidak peka terhadap perubahan
pH. Pengukuran pada 260 nm lebih baik karena menghilangkan gangguan yang
disebabkan oleh hasil peruraiannya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></b></div><b><span style="font-family: georgia;">
</span></b><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Metode kolorimetri dengan garam kobalt</span></span><span style="font-family: georgia;"></span><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Reaksi parri dapat digunakan sebagai
dasar analisis kuantitatif.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span><span style="font-family: georgia;"></span><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Metode asidi-alkalimetri</span></span></b></div><span style="font-family: georgia;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Semua barbiturat dapat ditetapkan
sebagai asam berbasa satu. Titrasi dalam air dihindarkan karena sifat
keasamannya yang lemah dan kelarutannya dalam air yang kecil. Oleh karena itu
titrasi dilakukan dengan pelarut campuran air-alkohol.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Titrasi yang paling cocok untuk
barbiturat dilakukan dalam suasana bebas air. Natrium barbiturat juga dapat
ditetapkan secara TBA.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Metode argentometri</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam suasana basa barbiturat dengan
perak nitrat membentuk garam yang tak larut. Reaksi yang terjadi tergantung
suasana larutannya. Penetapan kadar secara potensiometri akan didapat hasil
yang lebih tepat dan teliti, dengan elektroda baku perak-perak klorida dan
elektroda penunjuk perak.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Modifikasi dari metode Budde telah
dilakukan oleh Schulek dan Rozsa dengan melarutkan sampel dalam larutan Natrium
Tetraborat 5% dan dititrasi dengan perak nitrat 0,1 N dengan menggunakan
indikator kalium kromat. Reaksi pada metode modifikasi ini hanya terjadi pada
barbiturat yang kedua atom nitrogennya tidak tersubtitusi, seperti Barbital.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Metode bromometri untuk gugus yang tidak
jenuh</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Beberapa barbiturat mempunyai substituen
pada kedudukan 5 yang merupakan gugus yang tidak jenuh, seperti dial. Gugus ini
dapat dititrasi kuantitatif dengan brom.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><ol start="5" style="text-align: justify;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><b><u><span style="font-size: 12pt;">TITRASI SERIMETRI</span></u></b></span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">serimetri adalah penetapan kadar
reduktor dengan menggunakan larutan serium (IV) sulfat sebagai titran titrasi dapat dilakukan dalam suasana
asam, karena dalam suasan netral terdapat endapan serium (IV) hidroksida atau
garamnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">adapun keunggulan dari serimetri yaitu:</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">larutan dalam asam sulfat tahan panas
dan cahaya dapat dipakai untuk penetapan
sample<span> </span>yang mengandung klorida<span> </span>penggunaannya luas redoks yang terjadi sederhana</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><ol start="6" style="margin-top: 0in; text-align: left;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: georgia;"><b><u><span style="font-size: 12pt;">TITRASI NITRIMETRI</span></u></b></span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Seorang farmasis dituntut untuk
menguasai berbagai metode yang digunakan untuk penetapan kadar maupun pembakuan
suatu bahan atau menganalisis senyawa obat. Salah satu metodenya yaitu
nitrimetri yang termasuk dalam metode titrasi volumetri. Nitrimetri umumnya digunakan
untuk penetapan sebagian besar obat sulfonamida dan obat-obat lain yang sesuai
penggunaannya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Teori Singkat </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Penetapan kadar zat dengan jalan titrasi
mengunakan natrium nitrit sebagai titran dinamakan nitrimetri. Titrasi ini
digunakan untuk penetapan kadar amina primer aromatik berdasarkan reaksi
pembentukan garam diazonium dengan asam nitrit pada suhu di bawah 15oC. Dalam
kondisi terkontrol, reaksi tersebut berlangsung secara kuantitatif. Oleh karena
reaksi tersebut tidak begitu cepat maka titrasi dilakukan perlahan-lahan. Untuk
menjaga suhu di bawah 15oC dapat digunakan pecahan es atau sirkulator. Di atas
15oC, garam diazonium yang terbentuk akan terhidrolisa menjadi fenol (Khopkhar,
1990).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Akhir titrasi atau Titik akhir tercapai
ditandai dengan terjadinya warna biru seketika dan hal itu dapat ditunjukkan
kembali setelah dibiarkan selama 1 menit. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: 12pt;">Karena mempunyai bobot ekivalen yang sama
karena jenis reaksi yang terjadi sama, larutan titer natrium nitrit
konsentrasinya dinyatakan dalam molar yaitu setiap satu mol senyawa yang
mengandung gugus amin primer aromatik setara dengan satu mol NaNO2 membentuk
garam diazonium.</span></span></div><p><span style="font-family: georgia;"> </span></p>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-74025017602945584132021-02-28T23:05:00.001-08:002021-02-28T23:05:45.353-08:00Mengingat Kembali TITRASI ARGENTOMETRI <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPCIcEsv0pVF1dMG53wEWyXP_fdj_wEMON-v14hMwZ0vsdJB3wfpyOEJWFdDTe5nucYBDFW5SdqzpEiiwlLRkCkGEMSi60eAbFZxq6slJs3HMnwHJyNMuugnmPmZx8pSvAHofPWiSeRp8/s247/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/" border="0" data-original-height="186" data-original-width="247" height="301" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPCIcEsv0pVF1dMG53wEWyXP_fdj_wEMON-v14hMwZ0vsdJB3wfpyOEJWFdDTe5nucYBDFW5SdqzpEiiwlLRkCkGEMSi60eAbFZxq6slJs3HMnwHJyNMuugnmPmZx8pSvAHofPWiSeRp8/w400-h301/1.jpg" title="Mengingat Kembali TITRASI ARGENTOMETRI" width="400" /></a></div><br /><a href="https://www.kimia100.com/" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Argent</span>ometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relative tidak larut atau endapan. <br /></div><div><span style="font-family: georgia;"></span><div style="text-align: justify;"><br /> Ada 3 macam metode argentometri: <br /> - Metode Mohr <br /> - Metode Volhard <br /> - Metode Fajans <br /><b><br /> Metode Mohr </b><br /><br /> Kegunaan metode Mohr yaitu untuk penetapan kadar Klorida atau Bromida. Prinsip penetapannya larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau agak alkalis dititrasi dengan larutan perak nitrat menggunakan indikator kromat. Apabila ion klorida atau bromida telah habis diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat akan bereaksi dengan ion perak membentuk endapan perak kromat yang berwarna coklat merah sebagai titik akhir titrasi. Larutan standarnya yaitu larutan perak nitrat menggunakan indikator larutan kalium kromat. <br /><br /> Reaksinya: <br /> NaCl + AgNO₃ AgCl (endapan) + NaNO₃ <br /> 2AgNO₃ + K₂CrO₄ (endapan) + 2KNO₃ <br /><br /> Titik akhir titrasi terjadi perubahan warna pada endapan menjadi merah coklat (AgCrO₄). Titrasi harus dilakukan pada suasana netral atau sedikit alkalis karena: <br /> 1. Dalam suasana asam endapan AgCrO₄ akan larut karena terbentuk perak dikromat (Ag₂Cr₂O₇) <br /> 2. Dalam suasana basa perak nitrat akan bereaksi dengan ion hidroksida membentuk endapan perak hidroksida <br /><br /> AgNO₃ + NaOH AgOH (endapan) + NaNO₃ <br /><br /> Gangguan pada titrasi ini antara lain disebabkan oleh: <br /> 1. Ion yang akan mengendap lebih dulu dari AgCl, misalnya: F, Br, CNSˉ <br /> 2. Ion yang membentuk kompleks dengan Ag⁺, misalnya: CNˉ, NH₃ diatas Ph 7 <br /> 3. Ion yang membentuk kompleks dengan Clˉ, misalnya: Hg²⁺ <br /> 4. Kation yang mengendapkan kromat, misalnya: Ba²⁺ <br /><br /> Hal yang harus dihindari: cahaya matahari langsung atau sinar neon karena larutan perak nitrat peka terhadap cahaya (reduksi fotokimia). <br /><br /> <b>Metode Volhard </b><br /><br /> Kegunaannya untuk penetapan kadar perak atau garamnya, penetapan kadar halida (Cl, Br, I). Prinsip penetapan kadar perak ditetapkan dengan cara titrasi langsung. Larutan standarnya larutan tiosianat (KCSN atau NH₄CNS). Indikator menggunakan besi (III) amonium sulfat. Titik akhir titrasinya terbentuk kompleks besi (III) tiosianat Fe(CNS)²⁺ yang larut, berwarna merah. <br /><br /> Reaksinya: <br /> Ag⁺ + NH₄CNS AgCNS (endapan putih) + NH₄⁺ <br /> Jika Ag⁺ sudah habis, maka kelebihan 1 tetes NH₄CNS + Fe³⁺ Fe(CNS)²⁺ + NH₄⁺ <br /><br /><br /> <b>Metode Fajans </b></div><div style="text-align: justify;"><b> </b><br /> Titrasi argentometri yang menggunakan indicator adsorbsi ini dikenal dengan sebutan titrasi argentometri metode Fajans. Sebagai contoh marilah kita gunakan titrasi ion klorida dengan larutan standart Ag+. Dimana hasil reaksi dari kedua zat tersebut adalah: Ag+(aq) + Cl-(aq) -> AgCl(s) (endapan putih).<br /><br /> Titrasi pengendapan merupakan yang melibatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal dasar yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi <span style="font-family: georgia;">yang menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.</span></div> </div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-64104423950987582722021-02-06T07:23:00.001-08:002021-02-06T07:23:08.173-08:00Glukokortikoid Pengatur Penggunaan Gula Oleh Tubuh<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Glukokortikoid mengatur penggunaan gula oleh tubuh, berapa banyak harus dibakar untuk energi dan berapa harus disimpan sebagai glikogen untuk energi cadangan. Glukokortikoid cenderung mencegah pengambilan glukosa oleh jaringan. Hormon nonsteroid lainnya, khususnya insulin, menyebabkan pengambilan glukosa oleh jaringan. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Bersama insulin, glukokortikoid mengatur kesetimbangan yang halus antara glukosa yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Glukokortikoid juga mempengaruhi penggunaan protein dan lemak tubuh dengan cara serupa. Kortison, kortisol, dan kortikosteron adalah glukokortikoid utama. Sebagaimana anda lihat, satu-satunya perbedaan pada ketiga glukokortikoid utama tersebut adalah kedudukan C-11 dan C-17 dari inti steroid.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sudah cukup lama juga, yaitu sejak beberapa tahun yang lalu, ilmuwan mengetahui bahwa kortison mengurangi gejala rematik, penyakit alergi, dan peradangan. Banyak orang mengharapkan obat ini menjadi obat ajaib. Tetapi, karena efek sampingan dari suntikan kortison seringkali berbahaya, obat ini jarang digunakan untuk keperluan tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1i-RsXl2Ykxgd7GrnMf8JU3CYit2PstAd2TIfBKb3vGKFar3qvBpYGAQbgo_RldSk9rQ0UXW1iAIR_BzMke8BZcmFcATZRLsl993mk4EWcYvwBeBF82bdcgMNEJ6bhou9fF5HllprGvE/s980/Screenshot_20210206-221911_CamScanner.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="728" data-original-width="980" height="297" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1i-RsXl2Ykxgd7GrnMf8JU3CYit2PstAd2TIfBKb3vGKFar3qvBpYGAQbgo_RldSk9rQ0UXW1iAIR_BzMke8BZcmFcATZRLsl993mk4EWcYvwBeBF82bdcgMNEJ6bhou9fF5HllprGvE/w400-h297/Screenshot_20210206-221911_CamScanner.jpg" title="Glukokortikoid Pengatur Penggunaan Gula Oleh Tubuh" width="400" /></a></div><br /><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Untunglah</a>, kimiawan obat telah mampu mensintesis steroid baru yang lebih menguntungkan dibanding terapi kortison, dengan lebih sedikit efek sampingan yang tak diinginkan. Dua dari pengganti kortison yang digunakan sekarang ialah prednison dan prednisolon:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcmj4chnGRtc_qN1KpesxH3B3VjSUO-TsnefoBcOovXGX6tyBzB0ZG2vCHmJtd85lhekn00aoG8uv81NYANx3z2jSTf_V-lZoQEwrLsQZ9sDr_22etm9Vstn3tDeY9BXWbRxVbF7AEOLc/s981/Screenshot_20210206-222019_CamScanner.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="334" data-original-width="981" height="136" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcmj4chnGRtc_qN1KpesxH3B3VjSUO-TsnefoBcOovXGX6tyBzB0ZG2vCHmJtd85lhekn00aoG8uv81NYANx3z2jSTf_V-lZoQEwrLsQZ9sDr_22etm9Vstn3tDeY9BXWbRxVbF7AEOLc/w400-h136/Screenshot_20210206-222019_CamScanner.jpg" title="Glukokortikoid Pengatur Penggunaan Gula Oleh Tubuh" width="400" /></a></div><br /><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Glukokortikoid mengurangi kekebalan tubuh terhadap benda asing. (Barangkali ini sebabnya mengapa senyawa ini sangat efektif untuk mengobati penyakit alergi, yang sangat tanggap terhadap benda asing). Karena alasan ini, dokter kadang-kadang menyuntikkan kortison atau obat sejenisnya kepada pasien pencangkokan organ untuk membantu menekan tanggapan (respons) sistem kekebalan terhadap jaringan atau organ baru, dengan demikian mencegah penolakan.</span></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-73186914554921073682021-01-12T16:26:00.000-08:002021-01-12T16:26:59.029-08:00Steroid Intinya Dibentuk dari Empat Cincin Terlakur<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Apakabar semuanya. Wah sudah lama banget ya kita g update di belajar Kimia. Kali ini kita lanjutin materi dari buku Kimia Organik Hayati dari Wibraham dan Matta Cekidot.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sekarang kita alihkan perhatian pada steroid, yakni keluarga lipid yang dijumpai pada tumbuhan dan hewan. Hubungan antara steroid dan golongan lipid hanyalah kesamaan kelarutan saja; seperti halnya trigliserida, steroid tidak larut air tetapi larut dalam pelarut organik. Ilmuwan mula-mula memisahkan steroid bersama-sama lemak dengan jalan mengekstraksi tumbuhan dan jaringan hewan dengan kloroform atau eter. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tetapi, segera akan kita ketahui bahwa struktur steroid sangat berbeda dengan trigliserida, fosfolipid, dan glikolipid. Penelitian kedokteran mengungkapkan bahwa steroid tertentu, yaitu hormon steroid, amat penting agar tubuh manusia dapat berfungsi sebagaimana </span><span style="font-family: georgia;">mestinya. Karena itu ada baiknya kita tinjau struktur kimia dan fungsi hayati dari steroid. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Dari pandangan kimiawan organik, semua molekul steroid adalah turunan jenuh dari fenantrena (hidrokarbon aromatik trisiklik). Struktur dasar atau inti dari setiap molekul steroid juga memiliki cincin siklopentana yang terlakur. Gambar dibawah ini menunjukkan struktur dan penomoran karbon fenantrena dan inti steroid. Selain menomori karbon, kimiawan steroid juga menetapkan lambang bagi keempat cincin inti steroid (A, B, C, dan D)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCXJs3MTkdjG830FTRFguZKeYUCmmt8eiDYeZiJk1n6XomYLkUfiAAx17XqytxaCOHWheDvwuXLUvOp8JhJHlXCi46PPoHBCkUsknxS5PRjZz8krUsdMnE9RAtttSjhBtfE2n1owdjNg4/s865/Screenshot_20210113-071520_CamScanner.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="219" data-original-width="865" height="101" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCXJs3MTkdjG830FTRFguZKeYUCmmt8eiDYeZiJk1n6XomYLkUfiAAx17XqytxaCOHWheDvwuXLUvOp8JhJHlXCi46PPoHBCkUsknxS5PRjZz8krUsdMnE9RAtttSjhBtfE2n1owdjNg4/w400-h101/Screenshot_20210113-071520_CamScanner.jpg" title="Steroid Intinya Dibentuk dari Empat Cincin Terlakur" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Inti steroid terdiri dari turunan jenuh Fenatrena dan Siklopentana yang terlakur</td></tr></tbody></table><br /><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Jika dipandang dari sisi, inti steroid agak datar. Dalam hampir semua steroid, ketiga cincin sikloheksana terkunci dalam konformasi kursi dan cincin siklopentana terlekuk menjadi bentuk sampul surat gambar Berikut: </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRcDCF3I9i-xTbeuXW8bjSnYjUHunmD2NmHUlZecMoyrTlIQ2s1paeFdps-Ajg5ZtJ9bietL6u5UYcNEkB8j6sPEdJUxbT0uLPkWkty-7SKpFlzZwix4Ts8JZyouo9QPb4QMX7iprgT-0/s908/Screenshot_20210113-071630_CamScanner.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="299" data-original-width="908" height="131" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRcDCF3I9i-xTbeuXW8bjSnYjUHunmD2NmHUlZecMoyrTlIQ2s1paeFdps-Ajg5ZtJ9bietL6u5UYcNEkB8j6sPEdJUxbT0uLPkWkty-7SKpFlzZwix4Ts8JZyouo9QPb4QMX7iprgT-0/w400-h131/Screenshot_20210113-071630_CamScanner.jpg" title="Steroid Intinya Dibentuk dari Empat Cincin Terlakur" width="400" /></a></div><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikKQDxiZwdzdxJIrS0zXgJxH6haZgzzSbzRQ7vnUi_LVBvzdRCxFgz3Mf_JkuYjFdOZq-nTOyPhO8lZFtG8JMX1uyTUdAeGLolhf8popgB2QaUFQf00HbZbeXdaBU6w215W2pQBD_V2R0/s846/Screenshot_20210113-071713_CamScanner.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="237" data-original-width="846" height="113" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikKQDxiZwdzdxJIrS0zXgJxH6haZgzzSbzRQ7vnUi_LVBvzdRCxFgz3Mf_JkuYjFdOZq-nTOyPhO8lZFtG8JMX1uyTUdAeGLolhf8popgB2QaUFQf00HbZbeXdaBU6w215W2pQBD_V2R0/w400-h113/Screenshot_20210113-071713_CamScanner.jpg" title="Steroid Intinya Dibentuk dari Empat Cincin Terlakur" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Inti steroid berbentuk agak datar</td></tr></tbody></table><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div>Semua molekul steroid terbuat dari inti steroid yang hidrogen cincinnya diganti olch rantai hidrokarbon atau gugus fungsi atau dengan memasukkan ikatan ganda dua karbon-karbon pada satu atau lebih cincin sikloheksana. Molekul steroid yang mengandung fungsi hidroksil dan tidak memiliki gugus karbonil atau aldehida dinamakan sterol (Yunani, stereos = padat; -ol = alkohol). Kolesterol, padatan seperti lilin, adalah salah satu contoh sterol.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kolestrol hanya terdapat dalam sel hewan; tumbuhan tidak membuatnya Membran sel hewan yang khas mengandung sekitar 60% fosfolipid dan 25% kolesterol. Kolesterol menyebabkan kekakuan pada membran sel. Semakin banyak kolesterol, semakin kaku membran tersebut.</span></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-69816249373962714112020-11-04T15:02:00.001-08:002020-11-04T15:02:17.684-08:00Model Mosaik Cair Untuk Struktur Membran<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Model mosaik cair untuk struktur membran menyatakan bahwa lipid dari dwilapis selalu bergerak tetap, bergeser dengan cepat dari satu bagian ke bagian lain pada dwilapis. Walau pun lipid bergerak bebas dalam satu lapisan, molekul sulit menyeberang ke lapisan lainnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Di dalam lipid yang selalu bergerak, terdapat molekul protein yang sebagian bergerak, dan sebagian lagi terpaku di tempatnya. menunjukkan dua macam protein membran: keliling dan terpadu. Protein keliling bertengger pada sisi dalam atau luar dari dwilapis. Protein keliling dapat dipindahkan dari membran oleh konsentrasi garam yang tinggi. Protein terpadu dapat terkubur sebagian pada sisi lain dari dwilapis atau bahkan menembusnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Banyak protein terpadu adalah glikoprotein. Bagian karbohidrat dan glikoprotein mencuat keluar dari dwilapis, di permukaan dwilapis ini gugus hidroksilnya dapat berikatan hidrogen dengan air. Bagian protein dari glikoprotein membran biasanya hidrofob. Hal ini menjamin adanya antaraksi yang cocok antara protein dengan ekor lipid yang hidrofob di dalam dwilapis. Banyak protein membran memudahkan pengangkutan ion dan molekul keluar masuk sel.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFEof5LLw4kmL22zoXQRewzL2J1PljaGrzV9EVh2fEEYtLfGSbWsWV5E8iHAw-uDZe-EMj0v231E4v7AOJqMGu26EcPF_to3bSXkV6VJ10AG7feCO-K0aA-TYLl83Gyig1IZVI96Cx0Hs/s1117/Screenshot_20201105-055938_CamScanner.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="1117" data-original-width="880" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFEof5LLw4kmL22zoXQRewzL2J1PljaGrzV9EVh2fEEYtLfGSbWsWV5E8iHAw-uDZe-EMj0v231E4v7AOJqMGu26EcPF_to3bSXkV6VJ10AG7feCO-K0aA-TYLl83Gyig1IZVI96Cx0Hs/w315-h400/Screenshot_20201105-055938_CamScanner.jpg" title="Model Mosaik Cair Untuk Struktur Membran" width="315" /></a></div><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Gambar diatas menunjukan Asam lemak berantai panjang yang jenuh cenderung lebih lurus dibanding yang memiliki satu atau dua ikatan ganda cis (a). Karena alasan ini, fosfolipid yang kaya akan asam lemak jenuh membentuk lapisan rapat dan kurang lentur (b) dibanding membran yang tersusun dari asam lemak tak jenuh (c).</span></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-11716825935830726052020-11-03T15:08:00.002-08:002020-11-03T15:08:24.268-08:00Mekanisme Penyabunan lemak dan minyak<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Dari pandangan kimiawan organik. lemak dan minyak hanya ester belaka: Seperti lazimnya ester, senyawa ini mudah dihidrolisis dengan bantuan asam dan basa. Hidrolisis minyak atau lemak dengan mendidihkannya dalam larutan natrum hidroksida disebut penyabunan. Pros's ini digunakan dalam pembuatan sabun (Latin, sapon = sabun. Sabun ialah garam logam alkali (Na, K, atau Li) dari asam lemak</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Sabun dibuat dengan memanaskan lemak sapi atau minyak kelapa dalam ketel besar berisi natrium hidroksida berlebih Jika natrium klorida ditambahkan ke dalam </span><span style="font-family: georgia;">campuran tersebut, garam natrium dari asam lemak memisah sebagai dadih sabun kasar</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMLfqwMN_5naInr8QKnNusMjZIVgwUJz-4erDehY6GjETCwL6RDxscHL1iLdXa1hhMNgIGH-0d0bPpYhLq7HJjmaBTpPE2HqFRi3OVZAiY-sEroB93ztNKyJxHcZv9xgJsaU4mzVNolX0/s956/Screenshot_20201104-060646_CamScanner.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="330" data-original-width="956" height="220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMLfqwMN_5naInr8QKnNusMjZIVgwUJz-4erDehY6GjETCwL6RDxscHL1iLdXa1hhMNgIGH-0d0bPpYhLq7HJjmaBTpPE2HqFRi3OVZAiY-sEroB93ztNKyJxHcZv9xgJsaU4mzVNolX0/w640-h220/Screenshot_20201104-060646_CamScanner.jpg" title="Mekanisme Penyabunan lemak dan minyak" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Gliserol adalah hasil-ikutan reaksi yang penting. Gliserol diperoleh dengan menguapkan lapisan air. Sabun kasar kemudian dimurnikan, diberi warna dan wewangian sesuai permintaan pasar</span></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-88512124464100391542020-11-02T14:56:00.001-08:002020-11-02T14:56:22.856-08:00Mengenal Ketengikan Pada Lemak<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCaQI0x8L74f739O-TUweRXm8CGU7NLQlPShpEovsRUieWFooBv9j6i8D6p5RMbewmzFLFKJKbgB9ZiNNWmS-g-3n7KghkeZq8tFqfykplCIFdjzU85uU6GzNp29C0OSPEEUaRHJRDbqI/s440/440px-Lipid_peroxidation_-_id.svg.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="371" data-original-width="440" height="338" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCaQI0x8L74f739O-TUweRXm8CGU7NLQlPShpEovsRUieWFooBv9j6i8D6p5RMbewmzFLFKJKbgB9ZiNNWmS-g-3n7KghkeZq8tFqfykplCIFdjzU85uU6GzNp29C0OSPEEUaRHJRDbqI/w400-h338/440px-Lipid_peroxidation_-_id.svg.png" title="Ketengikan" width="400" /></a></div><br /><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Trigliserida cepat menjadi tengik, menimbulkan bau dan cita rasa tak enak bila dibiarkan pada udara lembap suhu kamar. Lepasnya asam lemak yang mudah menguap (terutama asam butirat) dari lemak mentega menyebabkan bau mentega tengik. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Asam-asam ini terbentuk melalui hidrolisis ikatan ester atau oksidasi ikatan ganda dua. Hidrolisis lemak atau minyak sering dikatalisis oleh enzim bernama lipase, ada dalam bakteri di udara. Ketengikan hidrolitik dapat dicegah atau ditunda dengan menyimpan bahan pangan dalam lemari pendingin. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Bau keringat timbul apabila lipase bakteri mengkatalisis hidrolisis minyak dan lemak pada kulit. Tetapi, proses oksidasi (bukan hidrolisis) adalah penyebab utama ketengikan bahan pangan. Udara hangat dan membiarkan pangan di udara terbuka merangsang ketengikan oksidatif. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Pada ketengikan oksidatif, ikatan ganda dua dalam ikatan komponen asam lemak tak jenuh dari trigliserida terputus, membentuk aldehida C.B berbobot molekul rendah dengan bau tak sedap. Aldehida kemudian dioksidasi menjadi asam lemak berbobot molekul rendah yang juga berbau tidak enak. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ketengikan oksidatif memperpendek masa simpan biskuit dan makanan sejenisnya. Antioksidan adalah senyawa yang menunda awal ketengikan oksidatif. Dua senyawa alami yang sering digunakan sebagai antioksidan ialah asam askorbat (vitamin C) dan a-tokoferol (vitamin E).</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-25241510319143040592020-11-02T14:46:00.002-08:002020-11-02T14:46:25.671-08:00Mengenal Hidrogenasi Lemak dan Minyak<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2lw_D1RdoCrqU-0I7BmquuF1Gqi7jRMf-u814J8yMEF0Vdyj8WqzyvVKqfHv4tsec4q1Bsk91t2ybUO1-WnnPZTqgaOvLnAuUGN9NWzg2ogUzqPQfdct0L2CkmBZsxiy2ZPRSMw6GC5k/s950/Screenshot_20201103-054501_CamScanner.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="328" data-original-width="950" height="138" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2lw_D1RdoCrqU-0I7BmquuF1Gqi7jRMf-u814J8yMEF0Vdyj8WqzyvVKqfHv4tsec4q1Bsk91t2ybUO1-WnnPZTqgaOvLnAuUGN9NWzg2ogUzqPQfdct0L2CkmBZsxiy2ZPRSMw6GC5k/w400-h138/Screenshot_20201103-054501_CamScanner.jpg" title="Mengenal Hidrogenasi Lemak dan Minyak" width="400" /></a></div><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Lemak dan minyak biasanya dibedakan berdasar titik lelehnya; pada suhu kamar lemak berwujud padat, sedang minyak berwujud cair. Titik leleh lemak atau minyak bergantung pada strukturnya, biasanya meningkat dengan bertambahnya jumlah karbon. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Banyaknya ikatan ganda dua karbon-karbon dalam komponen asam lemak juga berpengaruh: trigliserida yang kaya akan asam lemak tak jenuh, seperti asam oleat dan linoleat, biasanya berwujud minyak; trigliserida yang kaya akan asam lemak jenuh, seperti asam stearat dan palmitat, biasanya adalah lemak. Trigliserida dalam minyak zaitun cair terutama mengandung asam oleat tak jenuh, tetapi lemak sapi padat terutama terdiri dari asam stearat jenuh. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Hidrogenasi mengubah minyak nabati menjadi lemak. Hal ini dilakukan oleh industri margarin seperti pada merek niaga Palmboom. Serbuk logam nikel (yang kelak dikeluarkan lagi) didispersikan dalam minyak panas sebagai katalis. Hidrogen beradisi pada beberapa ikatan ganda dua dari rantai karbon asam lemak tak jenuh, menjenuhkannya, dan dengan demikian mengubah minyak menjadi lemak. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Contohnya, hidrogenasi pada triolein (titik leleh-17°C) menghasilkan tristearin (titik leleh 55°C):</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kekerasan lemak dikendalikan oleh derajat hidrigenasi, semakin banyam hidrogenasi semakin keras produknya.</span></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-54634097225596268782020-10-31T16:02:00.007-07:002020-10-31T16:04:10.507-07:00Mengenal Trigliserida Yang Merupakan Ester Dari Asam Lemak dan Gliserol<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Trigliserida alami ialah triester dari asam lemak berantai panjang (C12 sampai C24) dan gliserol, merupakan penyusun utama lemak hewan dan minyak. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Trigliserida termasuk lipid sederhana dan juga merupakan bentuk cadangan lemak dalam tubuh manusia Berikut ini adalah persamaan umum pembentukan trigliserida:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg76eYXoXRT56AbTaaB3pL7HfMcxNOzmOfLJSWuvVDLOf8No3QVVtPStrCbvXkA2OV7aW-tXBCIkXE5VGwBmacVuGW03IeLj03Gdme6vbkUJ7zTkpJ6DDL9nVUSbV6m3XLd3rqKL2cYCvc/s830/Screenshot_20201101-055750_CamScanner.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="291" data-original-width="830" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg76eYXoXRT56AbTaaB3pL7HfMcxNOzmOfLJSWuvVDLOf8No3QVVtPStrCbvXkA2OV7aW-tXBCIkXE5VGwBmacVuGW03IeLj03Gdme6vbkUJ7zTkpJ6DDL9nVUSbV6m3XLd3rqKL2cYCvc/w640-h224/Screenshot_20201101-055750_CamScanner.jpg" title="Mengenal Trigliserida Yang Merupakan Ester Dari Asam Lemak dan Gliserol" width="640" /></a></div><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ikatan dengan molekul penyusun bangun trigliserida dapat digambarkan dengan gambar berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVv3Vhk1H7cxqndqqfOoogdDihJxNEfz_Zt7SzaOBhIsw7nwz69jzCTjt2DJKsMAOdwMDV2zfLe0A1-dxmvTne_knC4BMuUV-E7nKReqDzZl6Nv0pR8G3u9WRDXNcskK1h4XAAGQUEOVE/s581/Screenshot_20201101-055809_CamScanner.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="258" data-original-width="581" height="285" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVv3Vhk1H7cxqndqqfOoogdDihJxNEfz_Zt7SzaOBhIsw7nwz69jzCTjt2DJKsMAOdwMDV2zfLe0A1-dxmvTne_knC4BMuUV-E7nKReqDzZl6Nv0pR8G3u9WRDXNcskK1h4XAAGQUEOVE/w640-h285/Screenshot_20201101-055809_CamScanner.jpg" title="Mengenal Trigliserida Yang Merupakan Ester Dari Asam Lemak dan Gliserol" width="640" /></a></div><br /><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Keragaman jenis trigliserida bersumber dari kedudukan dan jatidiri asam lemak. Trigliserida sederhana adalah triester yang terbuat dari gliserol dan tiga molekul asam lemak yang sama. Misalnya, dari gliserol dan tiga molekul asam stearat akan diperoleh trigliserida sederhana yang disebut gliseril tristearat, atau tristearin:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjpFqf2Ui-3RS0PXD3JQgmt3INmYvzaRckqexhV97s3FfdlcT47QCx96lkbwaFnpoehJCpPk9Y93dwPkUPRiaeg9gnqySVqUQStUt9uOUUjXp5yrWXYF1UHQHkzkoVHNPRswzLKcWDZmI/s757/Screenshot_20201101-055854_CamScanner.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="438" data-original-width="757" height="370" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjpFqf2Ui-3RS0PXD3JQgmt3INmYvzaRckqexhV97s3FfdlcT47QCx96lkbwaFnpoehJCpPk9Y93dwPkUPRiaeg9gnqySVqUQStUt9uOUUjXp5yrWXYF1UHQHkzkoVHNPRswzLKcWDZmI/w640-h370/Screenshot_20201101-055854_CamScanner.jpg" title="Mengenal Trigliserida Yang Merupakan Ester Dari Asam Lemak dan Gliserol" width="640" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Trigliserida sederhana jarang ditemui. Kebanyakan trigliserida alami adalah trigliserida campuran, yaitu triester dengan komponen asam lemak yang berbeda. Lemak hewan dan minyak nabati merupakan campuran beberapa trigliserida campuran. Trigliserida campuran dalam lemak mentega misalnya, mengandung paling sedikit 14 macam asam karboksilat.</span></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-16585811511047438792020-10-31T15:48:00.004-07:002020-10-31T15:49:42.654-07:00Lilin Lapisan Pelindung Alami<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqS9gFSK4BgeOKSivCYJ6pR7Vxv7zdZnFzZbQxqA_vjjMHRXX_bhMCGO8YuK9sJQ_q1ifiJPYf8bKQQI8TBxktLnh5rF8BzNrTAAWQcMbxj8IlK9XJ_Rw6S_dd57HvOe8WflNI8acWiZQ/s1024/lilin1-2-1024x683.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="683" data-original-width="1024" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqS9gFSK4BgeOKSivCYJ6pR7Vxv7zdZnFzZbQxqA_vjjMHRXX_bhMCGO8YuK9sJQ_q1ifiJPYf8bKQQI8TBxktLnh5rF8BzNrTAAWQcMbxj8IlK9XJ_Rw6S_dd57HvOe8WflNI8acWiZQ/w400-h266/lilin1-2-1024x683.jpeg" title="Lilin Lapisan Pelindung Alami" width="400" /></a></div><br /><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Lilin Adalah bagian dari Lipid. Lilin merupakan ester dan asam lemak berantai panjang serta alkohol berantai panjang. Rantai hidrokarbon pada asam maupun alkohol biasanya berkisar antara 10 sampai 30 karbon.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Lilin ini merupakan Hidrokarbon padat dengan titil leleh rendah yang di temui pada hewan dan tumbuhan. Lapisan ilin melindungi permukaan daun dari penguapan air dan serangan mikroba. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Lilin karnauba, bahan utama dalam lilin penyemir mobil dan lantai, berasal dari daun pohon palem di Amerika Selatan. Lilin lebah yang sebagian besar berupa mirisil palmitat, adalah ester dari mirisil alkohol dan asam palmitat. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2mxbtdiyVlaFNxF9-EVTb2M1JXlUW4vDw0ka2-0kvc01tMZsRWNvxIUj2HOvDoPhsXuy9Jrvr4kUf0M1p6lf8Y2xW5Nfjx55y1ecBvJoXPeK2t2F5oMPX_21tjMRdO87HMScX1TU3WTY/s716/Screenshot_20201101-054200_CamScanner.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="153" data-original-width="716" height="85" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2mxbtdiyVlaFNxF9-EVTb2M1JXlUW4vDw0ka2-0kvc01tMZsRWNvxIUj2HOvDoPhsXuy9Jrvr4kUf0M1p6lf8Y2xW5Nfjx55y1ecBvJoXPeK2t2F5oMPX_21tjMRdO87HMScX1TU3WTY/w400-h85/Screenshot_20201101-054200_CamScanner.jpg" title="Lilin Lapisan Pelindung Alami" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mirisil Palmitat</td></tr></tbody></table><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Lilin juga melapisi kulit rambut dan bulu unggas menjaganya agar tetap kedap air dan lentur.</span></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-74032382719265079072020-10-14T07:39:00.009-07:002020-10-14T07:39:49.827-07:00Barbiturat Merupakan Obat Turunan Urea<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Obat barbiturat adalah turunan urea. Anda mungkin ingat, bab 2 mengisahkan bahwa sintesis urea oleh Wöhler adalah saat</span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">berakhirnya teori tenaga gaib. Molekul urea amat bersahaja. Dari strukturnya kita dapat</span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">menganggapnya sebagai amida dari asam karbonat (H2CO3):</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="114" data-original-width="781" height="59" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmTwhRd_dqkW1XTTxN0vieO-tP_Zrc8DFkvCO61IJvbPHGbjH3d9rvrew3g4NQtObH1zoJt_k8kaA7rf0c0dtUy5qXo0T3G5_P8MjSH2xWSBO5fjbRUPRNURUSfXIhjyjDKsjj0W3by8w/w400-h59/Screenshot_20201014-213240_CamScanner.jpg" title="Barbiturat Merupakan Obat Turunan Urea" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div>Urea memang penting, sebab bentuk inilah yang dibuang oleh tubuh melalui apabila tubuh kelebihan nitrogen. Kelarutannya dalam air yang cukup tinggi (125 g/100 air seni, ml) dan daya racunnya yang rendah menyebabkan urea merupakan bentuk yang cocok untuk maksud membuang kelebihan nitrogen tersebut.</span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kondensasi asam malonat dengan urea menghasilkan asam barbiturat, senyawa induk untuk sejumlah obat:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="233" data-original-width="860" height="109" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip_Pt8R5IWue4qlPTW1J6HnilsYoIGKkmN6Db7F_H8UKx-GPTD_x9H6HsKlbcWZIrkUSoszcZSUdUmzLrtipMT1jtwuiGOxu28S4k2z7B8tnuFd0mb12wXaaalc7cX3JjdtN6AMS7g7PY/w400-h109/Screenshot_20201014-213256_CamScanner.jpg" title="Barbiturat Merupakan Obat Turunan Urea" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div>Perhatikan bahwa asam barbiturat memiliki sistem cincin pirimidina. Senyawa ini asam karena hidrogen pada nitrogen cincin mudah mengurai dalam larutan basa, membentuk garam barbiturat:</span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="232" data-original-width="766" height="121" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkFnHGODPezHOszEWlYkC5UXOgOPP96nvMiGDHVnErJ9f011L3lKpl22TkgxUEgc63sqYxcdAK_YOzwDQZalt9h8rjVtqVy4l9GmHsbfdsdA7g1bTIYS54tfhD8YA6wA-2QnNUUVpFq-s/w400-h121/Screenshot_20201014-213413_CamScanner.jpg" title="Barbiturat Merupakan Obat Turunan Urea" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div>Garam dari asam barbiturat dan turunannya disebut barbiturat. Garam natriumnyasering digunakan sebagai obat karena lebih larut air dibanding senyawa yang tak mengion. </span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Asam barbiturat sendiri tidak aktif secara faali, tetapi beberapa turunannya merupakan hipnotika (perangsang tidur) dan sedativa (penenang) yang mujarab. Barbital diperkenalkan di Jerman pada tahun 1903 dengan nama Veronal, dan masih digunakan sebagai hipnotika. Sejak diperkenalkannya barbital, kimiawan obat telah mensintesis ribuan ragam struktur asam barbiturat, tetapi hanya kira-kira selusin yang berguna secara klinis.</span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="729" data-original-width="806" height="361" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjg22UQKmFuEh57hcQKOyz-848iMNiHC3wMolj-kttq1dEhbO_yHJKyP7iLli6M4uM94VF8gCL_I3Aemq4z3O7KUL4XJ5LC92tI0LvujZss3HBFE6bsJZEx5jbmtu8Zmvab_GaCKfEdH0/w400-h361/Screenshot_20201014-213449_CamScanner.jpg" title="Barbiturat Merupakan Obat Turunan Urea" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div>Sebagai hipnotik, barbiturat sering digolongkan menjadi hipnotik jangka panjang atau jangka pendek. Barbital adalah hipnotika jangka panjang. Takaran 0,3 g untuk orang dewasa menyebabkan tidur enam jam atau lebih. Garam natrium tiopental (natrium pentotal) sebaliknya, hanya tergolong hipnotika jangka pendek, biasanya digunakan dalam pembedahan agar pasien tertidur sebelum diberi anestetika total.</span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kelemahan barbiturat adalah bahwa senyawa ini membentuk kebiasaan. Dan seperti obat lain dalam kaitan ini, barbiturat sering disalahgunakan. Salah satu bentuk yang sering disalahgunakan di masyarakat sekarang ialah amfetamin dan barbiturat. Suatu daur yang menyedihkan adalah demikian: amfetamin digunakan siang hari supaya jaga', barbiturat digunakan malam hari supaya tidur', yang dilakukan oleh orang-orang yang tertekan. </span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Juga disebut 'jaket kuning', 'setan merah' dan 'surga biru' sesuai dengan warna kapsulnya (walaupun kapsul dengan warna-warni ini bisa saja memuat obat lain). Barbiturat secara keseluruhan disebut oleh para penyalahguna obat sebagai bola bingung, karena apabila diminum dalam jumlah lewat takaran dapat menyebabkan dampak kejiwaan yang aneh. Mujurlah, jumlah yang menyebabkan dampak ini mungkin mendekati takaran mematikan, karena barbiturat juga menekan pernapasan.</span></div><p></p><!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_201014_212656_334.sdoc-->Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-84678680646824703302020-10-09T19:45:00.006-07:002020-10-09T19:45:49.509-07:00Mengenal Alkoloid<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Alkaloid adalah amina yang aktif secara faali yang dihasilkan tumbuhan telah</span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Banyak obat manjur diketahui berasal dari tumbuhan, beberapa di antaranya dikenal ribuan tahun. Dari obat-obatan kuno ini, ada yang tergolong alkaloid- telah diketahui lebih dari 2500 amina diperoleh dari tumbuhan. Nama alkaloid berarti seperti-alkali, yang mencerminkan sifat basa lemah dari senyawa ini.</span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Struktur molekul alkaloid amat beragam, dari yang sederhana sampai yang rumit. Koniina dan nikotina adalah dua contoh yang sederhana. Koniina diambil dari tanaman keluarga peterseli: hemlok beracun (Conium maculatum). </span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Socrates dikabarkan wafat karena minum teh hemlok. Nikotina adalah salah satu alkaloid dalam tembakau; dalam takaran rendah, seperti yang diperoleh perokok, merangsang sistem saraf secara tak sengaja, sedangkan takaran tinggi dapat meracuni. </span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Nikotina adalah obat yang menyebabkan kebiasaan, yaitu penyebab ketergantungan faali. Obat yang dapat menyebabkan kecanduan adalah yang mengakibatkan perubahan faali apabila si pecandu tidak menerimanya dalam suatu jangka waktu. Kebiasaan dan kecanduan sering diakibatkan oleh penyalahgunaan obat. Berikut adalah struktur koniina dan nikotin.</span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Coba sebutkan sistem cincinnya:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="246" data-original-width="941" height="105" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9opSrG7N8UjdXKC26MZQByxYIHHueCWw_MuH_4V8gi2voQB2lA5T4KT7J7IAB7yaTlGd3uLkF4B6AsD4HOyHA0sMDJs2hkALzkza4Gchnf_oaVMW8btDZoD9ZwY_j-MD8Aekzui6RetA/w400-h105/Screenshot_20201010-093036_CamScanner.jpg" title="Mengenal Alkoloid" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div>Beberapa alkaloid penting, memiliki sistem cincin indol. Asam lisergat dan reserpina adalah alkaloid indol. Asam lisergat dihasilkan oleh ergot, yaitu jamur berwarna coklat yang tumbuh pada beras belanda (rye). Dietilamida dari asam lisergat disebut LSD (lysergic acid diethylamide), obat halusinogen yang kerap disalahgunakan. Hanya 1 mg LSD, takaran yang hampir tak terlihat, sudah cukup untuk menimbulkan halusinasi. Bahaya lewat-takaran, sangat tinggi.</span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Reserpina, yakni alkaloid indol dari tanaman penawar bisa (genus Eupatorium atau Rauwolfia), mengurangi tekanan darah tinggi, tetapi apabila tak dikendalikan dapat menyebabkan serangan jantung atau pecah pembuluh darah. Strychnine, senyawa pahit dari tumbuhan Strychnos nux vomica, telah lama dikenal sebagai racun.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="675" data-original-width="949" height="285" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZVYjzcQ651XIUV3al8aYL6tUyM8ZSa_cOXXgJdVQ3P2tbQoVN3HyuEVe1R-8afSIIZ7qpF9YftQLJukezc8Jx1DhQc4a3vp01-ikPDI9kaRGK7zc_j4nPddR29_cjZ2qo1GoS72qMzHU/w400-h285/Screenshot_20201010-093439_CamScanner.jpg" title="Mengenal Alkoloid" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div>Obat antimalaria kinin adalah alkaloid dari pohon kina (cinchona) yang berasal dari pegunungan Andes di Amerika Selatan. Kinina memiliki sistem cincin kuinolina dalam struktur molekulnya. Obat antimalaria lain telah disintesis pula, tetapi kinina masih digunakan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="251" data-original-width="919" height="109" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8HXiEVLUD8ak2Kl_p1eRfgvvDHPU6mbyJeCid3m38m0aNdHTsFI-ybNi0oJt5GnC3ECzHeRo83Zl63s22CTjEusH-1chzN8HNldJwF970Vhk6mgcUMazxKi5C-jBjUMLz1X_AyXkz2dE/w400-h109/Screenshot_20201010-093458_CamScanner.jpg" title="Mengenal Alkoloid" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div>Sistem cincin tropana dijumpai pada kokaina dan atropina. Kokaina, dickstrak dari tanaman koka (jangan dikacaukan dengan tanaman coklat), merangsang sistem pusat saraf. Senyawa ini tergolong obat yang sering disalahgunakan, dikenal di kalangan pecandu sebagai 'snow. Atropina adalah alkaloid yang diperoleh dari tanaman beladona, dan sangat beracun. Dalam dunia kedokteran digunakan antara lain untuk mengobati </span><span style="font-family: georgia;">mata. Setetes atropin menyebabkan pemekaran biji mata. Dengan demikian wanita Romawi menggunakan belladonna ini karena ingin dianggap cantik. Memang, belladonna berarti wanita cantik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="361" data-original-width="966" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi46OFLW6RmDvCq4y9GpxJP9Bf3L_eXQ6hkI2yYWID8pD4meaTf6tENRmxdc0aW3y-7gVNGaGd09UFG_eOeigQVs7Afm4eIlBodfb9ARWi_ZttR424QNmzDXtIzrPDhGoBKfpgEvylOv2M/w400-h150/Screenshot_20201010-093632_CamScanner.jpg" title="Mengenal Alkoloid" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div>Opium adalah getah mentah dari polong biji tumbuhan opium (Papaver somnifenum). Jika getah ini dimurnikan, diperoleh dua alkaloid penting, morfina dan kodeina yang dapat dipisahkan dalam bentuk murni. </span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Morfin adalah obat anti nyeri yang paling mujarab, banyak digunakan untuk mengatasi kesulitan manusia. Kodeina adalah analgetika yang manjur dan penekan batuk. Senyawa ini sejak lama dipakai sebagai obat batuk, tetapi sekarang telah diganti oleh dekstrometorfan, alkaloid sintetik yang sama ampuhnya. Morfin dan kodein merupakan obat penyebab kecanduan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Anehnya, heroin yaitu ester asam asetat turunan dari morfin, mula-mula dinyatakan sebagai analgetika sebaik morfina, tetapi tidak menyebabkan kecanduan. </span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1nfPZbZs9uih4DiowH0crRKK1QyCXv617NXtt6LMnILX_07iIdT7lzjS9_WeYfFJ-ThBXJKkjewd8j_tqWS9jkD_mcpg7vPJUzDQyBZ6LWaWpuzVAavBq9MOnEue5LWVa9SlkYEr1M-Q/s922/Screenshot_20201010-093650_CamScanner.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="316" data-original-width="922" height="138" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1nfPZbZs9uih4DiowH0crRKK1QyCXv617NXtt6LMnILX_07iIdT7lzjS9_WeYfFJ-ThBXJKkjewd8j_tqWS9jkD_mcpg7vPJUzDQyBZ6LWaWpuzVAavBq9MOnEue5LWVa9SlkYEr1M-Q/w400-h138/Screenshot_20201010-093650_CamScanner.jpg" title="Mengenal Alkoloid" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;">Tetapi segera diketahui bahwa heroin tidak lebih baik dari morfina sebagai analgetika, bahkan lebih menyebabkan kecanduan dibanding obat lain (obat dari opium yang menimbulkan pengaruh faali dan kejiwaan). Sekarang heroin adalah obat paling merusak masyarakat Banyak pecandu obat menyakiti orang lain atau mencuri, untuk memenuhi kebiasaannya. </div></span></div> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="463" data-original-width="934" height="199" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWqtUgevdFromeOFshpIF4PTq5mr2Wczz1f13Xg88ujqrR8HX7AjP9ty1SrUqLer6m5RFNBjo1Ysedg_yfdXewgg8sJfBGe8HP98hneKklFgiphYssF8vhSsqZ7UqD04Jad2iTZhmnMLE/w400-h199/Screenshot_20201010-093727_CamScanner.jpg" title="Mengenal Alkoloid" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div>Metadon, obat yang menghalangi kerja heroin, diperkenalkan sebagai obat untuk menangani kecanduan heroin, Metadon tidak menyebabkan euforia (perasaan senang rohani dan jasmani) seperti pada penggunaan heroin. Penggunaannya masih diperdebatkan, karena obat ini juga menyebabkan kecanduan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><p></p><!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_201010_092806_930.sdoc-->Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-91462406635087905452020-09-28T02:33:00.003-07:002023-07-16T20:30:04.224-07:00Mekanisme Reaksi Oksidasi Alkena dengan KMnO4 pekat (panas) <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Oleh Dr. Ihsan Ikhtiaruddin, M. Si<br /></span></div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Reaksi alkena dengan KMnO4 pekat merupakan reaksi oksidasi oksidatif yang melibatkan pemutusan ikatan C=C alkena. Reaksi ini menghasilkan produk dengan pola yang serupa dengan reaksi ozonolisis alkena. Namun, dalam hal ini, dikarenakan KMnO4 adalah oksidator kuat, maka aldehid yang terbentuk akan segera teroksidasi menjadi asam karboksilat. Berikut ini adalah beberapa contoh produk reaksi berbagai jenis alkena dengan KMnO4 pekat dalam keadaan panas.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/" border="0" data-original-height="488" data-original-width="412" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqcKDx4WNRdrUw9j2MrsobIcWcaCPLdOd1KvwUHgSSCedVdLN_Cz7O0RxxYI2IuFzzEBR4EEIxumW2IAjLNeCFWZwd_b6_Dn2WTNPx0IT5kurRcFdHGYs3aq_6u0lYGTZpABHzda-b3XU/w540-h640/1.png" title="Mekanisme Reaksi Oksidasi Alkena dengan KMnO4 pekat (panas)" width="540" /></a></div><br /><span style="font-family: georgia;"></span><span style="font-family: georgia;"></span> <span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Reaksi alkena dengan KMnO4 tersebut berlangsung dalam 2 tahap. Pada tahap pertama, alkena teroksidasi menjadi diol. Selanjutnya, pada tahap kedua, diol yang terbentuk pada tahap pertama akan teroksidasi lebih lanjut menghasilkan produk akhir asam karboksilat dan keton. </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/" border="0" data-original-height="262" data-original-width="400" height="263" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1Rkk5XpxJsD1I0j0YTrXunT5m4qZImOhjt7w7AI4WjDzN1-PiQ17kXvjg7flzootgcd5U81I7xsnMX1GsdMhlf5eXzogar-S5BlymLnNP9VK6LLfQJ0-LfwHkCdXz0Bc9gomXlPI7vLg/w400-h263/2.png" title="Mekanisme Reaksi Oksidasi Alkena dengan KMnO4 pekat (panas)" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/" border="0" data-original-height="233" data-original-width="400" height="233" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFprqH5vbRvWSTdlNxajY7dmtzK5s7cjHMIbQXRuglGpLo8SClPtG3Fw2TZVnhdOxNtihyphenhyphenw8a73t3dmtJ2pzT4M4lDz-7ocVflx8hWOFNYsrMVE63FKRHL5GqBATafMB0jiR3Oxxw16nk/w400-h233/3.png" title="Mekanisme Reaksi Oksidasi Alkena dengan KMnO4 pekat (panas)" width="400" /></a></div></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-77352364145932548332020-09-28T02:20:00.007-07:002020-09-28T02:22:24.549-07:00Mekanisme Reaksi Ozonolisis Pada Alkena <div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia;"><br />Oleh Dr. Ihsan Ikhtiaruddin, M. Si <br /><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> <a href="https://www.kimia100.com/" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Reaksi Ozonilisis merupakan reaksi antara alkena dengan ozon (O3). Reaksi ini merupakan reaksi oksidasi oksidatif yang melibatkan pemutusan ikatan C=C alkena. Reaksi ini bisa menghasilkan produk berupa aldehid dan aldehid, aldehid dan keton, atau keton dan keton, tergantung dari struktur alkena yang digunakan. Berikut ini adalah beberapa contoh produk reaksi ozonolisis berbagai jenis alkena.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/" border="0" data-original-height="630" data-original-width="410" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5TsMhoie2_9lue6zm-OBgXC0Gm4Ste-AkoLfs8yVkwB8GqJwnep91hewTnaEUdMHZWmWyOK-InwKRnmHzIvzjsVeLLJgC2rQGPreJf-g6x6NnYCJnDb5PRqVP8382l28-dXjSjjERdOU/w416-h640/1.png" title="Mekanisme Reaksi Ozonolisis Pada Alkena" width="416" /></a></div><br /><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Mekanisme reaksi ozonolisis terjadi dalam 2 tahap. Pada tahap pertama, alkena bereaksi dengan ozon membentuk intermediet molozonida (ozon primer) yang kemudian mengalami pemutusan cincin membentuk karbonil oksida. Pada tahap kedua, terjadi pembentukan ozonida. Ozonida tersebut kemudian bereaksi dengan dimetilsulfida menghasilkan dua senyawa karbonil (aldehid atau keton). Peran dimetilsulfida dalam reaksi ozonolisis adalah sebagai reduktor yang dapat mereduksi ozonida dan dimetilsulfida teroksidasi menjadi dimetilsulfoksida (DMSO). Dimetilsulfida tersebut dapat digantikan oleh reduktor Zn dalam asam asetat. Zn sebagai reduktor akan teroksidasi menjadi ZnO. Mekanisme reaksi ozonolisis tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/" border="0" data-original-height="458" data-original-width="511" height="574" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKMWZrf1Okosw_dF_9qzzigUzjv3Ss6ES0cnaBaR9VqSGqZl1sjVoPn8TUgR5MMb37W03jnfHqcrzK4Konm3a8pZwREiUpXKFR_OLccjpI65wXqayw-sfuFoN4bfggq5mnzG87unuYvnU/w640-h574/2.png" title="Mekanisme Reaksi Ozonolisis Pada Alkena" width="640" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-family: georgia;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div> <span style="font-family: georgia;"><br /></span> <span style="font-family: georgia;"><br /><br /></span> </div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-80099817407092590472020-09-26T20:52:00.001-07:002020-09-26T20:52:09.622-07:00Belajar Dasar-Dasar Ikatan Kimia<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Ikatan adalah sesuatu yang menghubungkan sesuatu hal dengan hal yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari selalu ada ikatan antara sesama manusia. Misalnya ikatan antara kakak dan adik dalam keluarga, guru dan murid, bapak dan anak . Dalam ikatan kimia ada ikatan yang menghubungkan unsur-unsur untuk membentuk suatu senyawa. Ikatan ini terbentuk agar unsur-unsur mengalami kestabilan.<br />Jenis-Jenis Ikatan :<br /><br /> Ikatan Ion<br /> Ikatan Kovalen<br /> Ikatan Kovalen Koordinasi<br /> Ikatan Logam<br /> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><b>Kestabilan Atom</b><br />Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.<br />Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.<br /> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><b>Teori Oktet dan Duplet</b><br />W Kossel dan G.N Lewis berpendapat atom disebut stabil jika mempunyai konfigurasi elektron mirip gas mulia yaitu pada kulit terakhir mempunyai 8 elektron (oktet) atau 2 elektron (duplet jika jumlah kulit hanya 1) Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia). Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/" border="0" data-original-height="384" data-original-width="780" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9quwHnvEgAtCRAbmu9uYSxrWM_XSxTWyOlJyy_Ta2jBZ684ydQf2Bd3fEzmECrskleIMJwMWGCRIl-kzh_AM2NiD00Z8fOA0UtP1g_8T3W7FOkhBTVFj8lZjvo8fyr4U4j1czee9iKb0/w400-h198/gas+mulia.gif" title="Belajar Dasar-Dasar Ikatan Kimia" width="400" /></a></div><br /><span style="font-family: georgia;"></span><span style="font-family: georgia;">Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet<br /><br />Ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :<br />a) atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron<br />(serah terima elektron)<br /><br />1. Melepaskan elektron<br />contoh: 11Na : 2.8.1 (tdk stabil) → 11Na+ : 2.8 (stabil) + e<br />12 Mg : 2.8.2 (tdk stabil) → 12Mg+2 : 2.8 (stabil) + 2e<br />Berlaku untuk atom yang mempunyai elektron valensi 2 atau 1<br /><br />2. Menangkap elektron<br />contoh: 9F : 2.7 (tidak stabil) + e → 9F- : 2.8 (stabil)<br />8O : 2.6 (tidak stabil) + 2e → 8O-2 :2.8 (stabil)<br />Berlaku untuk atom yang mempunyai elektron valensi 6 atau 7<br /><br />b) Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan. Terjadi pada atom-atom yang mempunyai energi ionisasi yang tinggi sehingga sukar melepaskan elektron dan yang mempunyai afinitas elektron rendah sehingga sukar mengikat elektron.<br />cont : HF<br />1H :1 (belum stabil) stabil setelah disumbang 1elektron dari Cl<br />17Cl : 2.8.7 (belum stabil)stabil setelah disumbang 1 elektron dari H</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/" border="0" data-original-height="100" data-original-width="800" height="50" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMNtL9OAeiyJT_Gs-GaPxsPdj93o22u3aUaO-ATfFkyk8-_YsOeNRDcuEzezSzqfT6w20RTTTXMIr86FQqyrLcW-iWjA8NLZHSodk5BkjNU4dzMfPLYAnNiRRP7fnjg3FCsPFUQ3bP-9E/w400-h50/HCL.gif" title="Belajar Dasar-Dasar Ikatan Kimia" width="400" /></a></div><b>Struktur Lewis</b><br />Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya.<br /><b> </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><b>Melukis Struktur Lewis</b><br />Titik-titik mewakili elektron valens ini diisi satu persatu dahulu; biasanya dalam urutan:<br />dari kanan ke kiri kemudian ke atas dan bawah, sehinggalah kesemua empat sukuan tersebut berisi dengan satu elektron. Elektron ke-5 seterusnya akan diisikan secara berpasangan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/" border="0" data-original-height="100" data-original-width="960" height="41" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA9Jr8C12kldWlfvp9_c7ZuyksQ2GD6WNgUVEPE9165t_DQ_VVCFJSfEQWZ16AkdsusFfmEZmMKSglszzaYsltNuXnWmBB2fbMIhHgAadqoB6CGnNoNFCinLAL0aetTpR1igQpSnxQ4Ew/w400-h41/lewis.gif" title="Belajar Dasar-Dasar Ikatan Kimia" width="400" /></a></div><br /> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> <br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> </span></div> Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6319710452619739403.post-20215072521896538852020-09-25T16:44:00.003-07:002020-09-25T16:44:30.456-07:00Mengenal Poliamida Lebih Dalam<span style="font-family: georgia;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" rel="nofollow" target="_blank">Belajar Kimia</a>-Poliamida adalah polimer yang unit monomernya dihubungkan melalui ikatan amida. Nilon, bahan yang dikenal oleh hampir semua orang, adalah poliamida. Nilon 66 adalah poliamida pertama yang diniagakan. </span><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="font-family: georgia;">Nilon 66 mendapat namanya dari unit ulangan asam adipat (asam dikarboksilat dengan enam karbon) dan 1,6-diaminoheksana (diamina dengan enam karbon). Polimer ini dibuat dengan memanaskan asam karboksilat dan amina, ikatan amida terbentuk dan molekul air terlepas:</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="220" data-original-width="898" height="98" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTUvxknXJwgXrX41BTcGjRQgXoa5pn1OXwFEXlahcSbyhW1VnHv_L4SCV0_4aPu5zMmfInjwBBoNu3rAGtsFDAwLBkbytrCvUVSFqfT2Yfq135t_ThnC4Gq-NMxX57mXU0Yf7DNrVoKPM/w400-h98/Screenshot_20200926-063723_CamScanner.jpg" title="Mengenal Poliamida Lebih Dalam" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><br /> Polimer-jadi berbobot molekul sekitar 10.000 dan bertitik leleh 250°C. Lelehan polimer dapat dipintal menjadi serat halus yang kuat. Karena sifat ini, nilon 66 dengan cepat menggantikan sutera alam untuk membuat pakaian dalam wanita.<br /> <br /> Sekarang, sebagian besar nilon 66 telah diganti oleh nilon 6, yang sifatnya sama, hanya biaya produksinya lebih murah. Unit wakil dari polimer nilon 6 berasal dari asam 6-aminoheksanoat: rantai polimer yang panjang terbentuk melalui pelekatan (satu demi satu) gugus karboksil dari satu molekul asam dengan gugus amino dari molekul berikutnya, melalui pembentukan ikatan amida:</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="150" data-original-width="933" height="64" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQ7GBTGfeo6DwDBbc8jQjb8TF7wEvuLIepcSV9W5t3YCwqsjcH5EhhgrMR8hXk-zJ5f7q7v5LfMBbgBMHTfNncGvJu3IS_NQSb5Au42MtYiDlMF2G8XJ_C7uU-inxLRiqVveFrqlLA4hU/w400-h64/Screenshot_20200926-063748_CamScanner.jpg" title="Mengenal Poliamida Lebih Dalam" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><br /> Nilon 6 dipintal menjadi serat untuk permadani, serat ban, dan tekstil. Dapat pula dicetak menjadi gigi mesin dan resleting.<br /> <br /> Nomex adalah poliamida yang kerangka karbonnya terdiri dari cincin aromatik yang berasal dari asam isoftalat dan m-fenilenadiamina:</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kimia100.com/?m=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="https://www.kimia100.com/?m=1" border="0" data-original-height="344" data-original-width="883" height="156" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCoY_8smSesIAcQO1I6mykq09N-FXn4c8T1Ll2eX_uQTDNqnZm33c3konKcq0vHvjHZM1KY9tiYeJbNHw-W90b8NbdbqX1Q6s9CcunsAHJ8eEnB90kjg6cD-31d8KRBAxZ9w2uaMgJrL0/w400-h156/Screenshot_20200926-063809_CamScanner.jpg" title="Mengenal Poliamida Lebih Dalam" width="400" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><br /> Seperti nilon, Nomex adalah penghantar listrik yang buruk, dan karena lebih kaku dibanding nilon, digunakan dalam pembuatan alat listrik.<br /> <br /> Protein adalah poliamida alami yang tersusun dari asam amino. Senyawa ini termasuk paling penting dari semua molekul hayati.</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><p></p><!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_200926_063821_793.sdoc--></div>Muhammad Rokhim Uchihahttp://www.blogger.com/profile/04538228508140657981noreply@blogger.com