Featured Post

Cara Uji Aktivitas Antikanker dengan Metode MTS


MTS assay (3- (4,5 dimethylthiazol -2- yl) -5- (3- carboxy methoxyphenyl) -2- (4-sulfophenyl) -2H- tetrazolium) merupakan metode yang sering digunakan dalam penelitian mengenai agen antikanker. Pengujian dengan menggunakan MTS merupakan pengembangan lebih lanjut dari MTT assay. Metode ini digunakan untuk menguji aktivitas sitotoksik sampel penelitian pada kultur sel yang digunakan
MTS (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl) - 2H - tetrazolium, inner salt) merupakan reagen electron coupling dalam reaksinya sering di kombinasikan dengan PMS (phenazine methosulfate). Jika MTS ditambahkan kedalam kultur sel kanker yang sudah di tambahkan PMS kemudian diinkubasi maka maka MTS akan direduksi oleh enzim dehidrogenase menjadi produk formazan yang larut dalam medium kultur. Enzim dehidrogenase hanya terdapat pada sel hidup dengan aktivitas metabolic yang tinggi. Produk formazan, yang merupakan indikasi proses reduksi MTS, berwarna ungu dan absorbansinya dapat diukur pada λ diatas 490 nm dengan alat multiplate reader. Jumlah produk formazan yang terukur melalui absorbansi λ 490 nm sebanding dengan jumlah sel hidup dalam kultur.
Pengujian MTS dianggap lebih mudah dibandingkan dengan MTT karena membutuhkan langkah yang lebih sedikit.  Formazen ungu yang terbentuk akibat reduksi senyawa MTS dapat larut dalam medium, sehingga langkah pelarutan dalam pengujian MTT dapat dihilangkan.  Selain itu, pengujian ini memiliki pengerjaan yang sederhana karena tidak memerlukan langkah pemanenan sel atau pencucian sel.
 

  Struktur MTS yang direduksi membentuk Formazan