Featured Post

Ayok Belajar Uji Antioksidan dengan Metode DPPH

Metode yang umum digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan adalah diphenylpicrylhydrazil (DPPH) free radical scavenging assay. Pada metode ini, larutan DPPH yang berperan sebagai radikal bebas akan bereaksi dengan senyawa antioksidan sehingga DPPH akan berubah menjadi diphenilpycrilhydrazine  yang bersifat non-radikal. Peningkatan jumlah diphenilpycrilhydrazine akan ditandai dengan berubahnya warna ungu menjadi warna kuning pucat yang dapat dideteksi pada panjang gelombang 517 nm.


                                



Karena adanya elektron yang tidak berpasangan, DPPH memberikan serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh keberadaan penangkap radikal bebas, maka absorbansinya menurun secara stokiometri sesuai jumlah elektron yang diambil. Keberadaan senyawa antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning. Perubahan absorbansi akibat reaksi ini telah digunakan secara luas untuk menguji kemampuan beberapa molekul sebagai penangkap radikal bebas.
Secara umum hasil dari metode DPPH diinterpretasikan dalam parameter IC50 (Inhibition Concentration) atau EC50 (Effective Concentration 50). IC50 atau EC50 didefinisikan sebagai konsentrasi larutan substrat atau sampel yang akan menyebabkan tereduksi aktivitas DPPH sebesar 50%. Semakin besar aktivitas antioksidan maka nilai IC50 atau EC50 akan semakin keci.

Vitamin C dapat digunakan sebagai antioksidan pembanding dalam uji DPPH. Dalam hal ini, Vitamin C bersifat sebagai antioksidan primer. Vitamin C dapat dengan cepat mendonorkan atom hidrogen ke radikal lipid untuk membentuk radikal bebas askorbil yang stabil. Adapun mekanisme stabilisasi radikal bebas oleh vitamin C dapat dilihat pada Gambar berikut.
 


 


Gambar. Stabilisasi radikal bebas oleh Vitamin C